PORTALJABAR,- Presiden Joko Widodo secara daring membuka Kongres IV Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) digelar di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung Pada Senin (6/12).
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa menjaga kedaulatan bangsa Indonesia dalam konteks kekinian tidak hanya dimaknai untuk mengusir penjajah.
Menurutnya, kedaulatan saat ini harus dimaknai dengan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan secar maksimal untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara Indonesia khususnya di masa Pandemi dan revolusi industri 4.0.
Sehingga, lanjut Jokowi, setiap individu harus memiliki kualitas daya saing tinggi sehingga mampu memenangkan setiap kompetisi.
“Dalam dunia yang semakin terbuka, interaksi antarnegara semakin tinggi, gelombang globalisasi tidak terhindari, Mobilitas barang dan uang tinggi, tapi mobilitas gagasan dan pengetahuan juga semakin tinggi melalui digital,” katanya
“Satu pilar pertama menjaga kedaulatan adalah memenangkan kompetisi, kita harus memenangkan kompetisi nasional maupun global,” imbuhnya.
Jokowi herharap, Kongres IV PA GMNI dapat menghadirkan gagasan-gagasan inovatif yang berkarakter Pancasila guna menghadapi tantangan di masa Pendemi Covid-19 maupun revolusi Industri 4.0.
“Saya harapkan PA GMNI dalam bersinergi dan melahirkan pemikiran-pemikiran yang progresif, pemikiran bagi kemajuan bangsa, menguatkan ikatan dan melahirkan gagasan untuk menghadapi tantangan global dan merumuskan strategi besar dengan membangun negara yang berkarakter Pancasila,” tutup Jokowi.
Sementara itu, Ketua PA GMNI, Ahmad Basarah mengatakan bahwa, kongres IV PA GMNI kali ini merupakan kongres pertama GMNI yang dilakukan secara Hybrid.
Menurutnya, konsep hybrid menjadi pilihan terbaik mengingat kondisi Pandemi Covid-19.
Meski dilaksanakan secara Hybrid, kesakrakalan kongres tidak hilang layaknya kongres yang digelar secara offline.
“Peserta yang hadir dari utusan ketua, sekretaris, bendahara dari DPD PA GMNI seluruh Indonesia, pengusur DPP 27 orang, perwakilan dewan ideologi, dewan pertimbangan nasional, dewan pakar, departemen, kompartemen, dan cabang dari seluruh Indonesia ada 247 mengikuti secara virtual,” katanya.
Ahmad menuturkan, selain estafet kepemimpinan, Kongres IV PA GMNI kali ini dipastikan akan mengarah kepada kontribusi pemikiran terhadap masalah-masalah kekinian Indonesia.
Menurutnya, diperlukan suatu inovasi gagasan berlandaskan pemikiran Soekarno dalam mengahadapi globalisasi maupun Revolusi Industri 4.0.
“Kongres ini dapat melahirkan rekomendasi, sikap dan program organisasi yang membuat PA GMNI yang merupakan wadah intelektual soekarnois mampu menjabarkan pemikiran besar bung karno tentang kebangsaan untuk direkontektualisasikan dalam konteks kekinian,” tuturnya.
Ahmad Basarah juga menanggapi terkait pidato Jokowi yang meminta Kongres IV PA GMNI untuk berkontribusi dalam menghadapi revolusi industri 4.0. dan Globalisasi.
Menurutnya, sebelum Pelaksanaan Kongres, PA GMNI telah melakukan diskusi-diskusi membahas tema besar Kongres IV PA GMNI ‘Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman’.
Menurutnya, salah satu hal yang dibahas adalah terkait perkembangan arua teknologi informasi yang begitu pesat.
“Sebelum Kongres dilaksanakan, sejak bulan maret 2021 kita sudah melaksanakan 10 kali webminar, membreakdown menjawab tema besar kita, salah satunya kontekstualisasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang diwarnai teknologi informasi dan media sosial yang sangat pesat, sehingga nasionalisme bisa dikontektualisasi diterjemahkan dalam kontek kekinian, dan menemukan tesis tesis baru yang menjawab tantangan nasional,” ujarnya.
“Nasionalisme di zaman kolonial berbeda, arus globalisasi sangat pesat, di tengah arus globalisasi inilah PA GMNI dalam kongresnya harus dapat mengeluarkan tesis kebangsaan yang dapat menjawab situasi kekinian,” tandasnya. (*)