KOTA BANDUNG,- Banyak terjadi musibah bencana, Partai Keadilan Sejahteraan (PKS) Jawa Barat meluncurkan program sekolah relawan kebencanaan.
Sekolah relawan kebencanaan PKS Jabar diluncurkan dalam rangka untuk membantu para korban yang terdampak bencana.
Plt. Ketua DPW PKS Jawa Barat Iwan Suryawan mengatakan, Jawa Barat menjadi salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana.
Bahkan baru baru ini pun musibah bencana terjadi di wilayah Bogor dan Garut.
“Sekolah relawan kebencanaan ini adalah bentuk perhatian kemanusiaan. Kita bantu masyarakat yang terkena bencana,” jelas Iwan dalam acara Launching Sekolah Relawan Kebencanaan, Kamis (21/7).
Diungkapkan Iwan, sekolah relawan kebencanaan ini dibuka untuk umum, dengan persyaratan usia 17-35 tahun.
Pada pelaksanaannya para peserta akan dididik terkait ilmu ilmu penanganan kebencanaan.
“Selama 3 bulan para peserta akan dididik dalam materi kebencanaan. Baik secara online maupun offline. Sehingga nantinya mereka bisa paham bagaimana cara menangani dan kebencanaan dan membantu masyarakat,” jelasnya.
Dalam hal itu Sekolah relawan kebencanaan PKS Jabar pun akan berkolaborasi dengan instansi terkait.
Seperti halnya BPBD, BMKG, Basarnas dan PMI. Termasuk pemerintah kabupaten kota dan provinsi.
“Saat ini sudah ada sekitar 1156 pendaftar yang masuk, kita harapkan minimal ada 50 relawan disetiap kabupaten kota yang aktif,” jelasnya.
Hal senada pun diungkapkan Wawan Ruswandi Kabid Kepanduan PKS Jawa Barat.
Dikatakannya para relawan ini nantinya akan mendapat pengarahan dari berbagai unsur terkait kebencanaan.
Sehingga setelah mendapatkan pelatihan mereka bisa diterjunkan kelapangan untuk membantu masyarakat.
‘Rencananya di bulan Oktober 2022 nanti kita akan menggelar Apel Siaga yang diikuti oleh para relawan se Jawa Barat,” jelasnya.
Terkait itu Tajul Arifin Ketua Deputi Relawan PKS mengatakan sekolah relawan kemanusiaan PKS Jabar ini pun akan mencetak para relawan yang profesional dalam penanganan kebencanaan.
Sehingga mereka pun akan mendapatkan sertifikasi kompetensi penanganan kebencanaan.
“Mereka (peserta) akan mendapat sertifikasi. Sehingga kemampuannya tidak diragukan lagi,” katanya. (*)