PORTALJABAR, – Dengan terhambatnya operasional di TPA Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, sejak 5 November 2021, terlihat sampah menggunung di beberapa TPS.
“Permasalahan sampah ini sudah 2 minggu, tapi kita tidak melihat ada sense of crisis dari Pemerintah Kota Bandung. Solusi jangka pendek hingga jangka panjang harus dipikirkan dengan serius,” kata anggota DPRD Kota Bandung, Christian Julianto, Jumat (19/11).
Di TPA Sarimukti, berdasarkan data sampah yang masuk pada tahun 2021, sampah yang ditimbun pada saat ini berjumlah mencapai 1.943 ton per hari, dengan penyumbang sampah terbesar adalah Kota Bandung sebesar 1.320 ton per hari.
“Tiga tahun lalu, Pemerintah Kota Bandung meluncurkan Gerakan Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan Sampah (Kang Pisman). Idenya kan sampah organik selesai di rumah masing-masing, tapi buktinya semua sampah masih digabung jadi satu dan menumpuk di TPS. Artinya KangPisman belum berhasil mengubah perilaku masyarakat dalam menangani sampah,” papar Christian.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia mengemukakan, bila sampah organik itu berjumlah kurang lebih 40 persen dari total sampah yang ada. Maka itu, jika telah selesai di rumah atau lingkungan, sampah yang akan dibuang ke TPS pasti akan menurun drastis.
“Tapi data di 2020, penurunan sampah hanya 0,4 persen. Memang merubah perilaku masyarakat bukan hal yang mudah. Tapi kalau sosialisasi dan kebijakan yang diambil tepat, perubahan perilaku adalah sebuah keniscayaan,” pungkasnya. (*)