PORTAL JABAR,- Cinta dan keterikatan merupakan dua konsep yang berhubungan erat dalam konteks hubungan interpersonal. Cinta adalah perasaan yang dalam dan kompleks yang melibatkan rasa kasih sayang, keintiman, dan kepedulian terhadap orang lain. Cinta menciptakan ikatan emosional yang kuat antara individu-individu yang terlibat. Ini melibatkan perasaan yang mendalam terhadap orang yang dicintai, keinginan untuk memperjuangkan hubungan tersebut, dan keinginan untuk berbagi hidup bersama.
Keterikatan, di sisi lain, merujuk pada ikatan emosional atau hubungan yang berkembang antara individu. Keterikatan melibatkan perasaan koneksi, kepercayaan, dan ketergantungan satu sama lain. Hal tersebut menciptakan rasa keamanan dan kepuasan dalam hubungan, serta keinginan untuk menjaga dan memperkuat ikatan tersebut. Dalam hubungan yang sehat, cinta dan keterikatan saling melengkapi. Cinta yang mendalam menciptakan dasar emosional untuk terbentuknya keterikatan yang kuat antara individu. Sementara keterikatan memperkuat dan memperdalam cinta dengan menciptakan rasa keamanan, dukungan, dan keter hubungan yang dalam antara pasangan. Namun, perlu diingat bahwa keterikatan juga dapat berkembang dalam hubungan yang tidak sehat atau tidak memadai. Seseorang mungkin merasa terikat pada pasangan meski pun hubungan itu tidak memenuhi kebutuhan emosional atau tidak sehat. Oleh karena itu, penting untuk membangun hubungan yang sehat dan saling memperkuat cinta dan keterikatan secara positif. Dalam kesimpulannya, cinta menciptakan dasar emosional, sementara keterikatan melibatkan ikatan emosional yang berkembang dalam hubungan. Keduanya saling memengaruhi dan memperkuat satu sama lain dalam membentuk hubungan yang sehat dan memuaskan. Ikatan emosional yang kuat dalam cinta adalah pondasi penting dalam hubungan yang sehat dan memuaskan. Hal tersebut menciptakan kehangatan, keamanan, dan koneksi yang mendalam antara pasangan. Namun, penting untuk diingat bahwa ikatan emosional membutuhkan perawatan, komunikasi, dan perhatian terus-menerus agar tetap kuat dan berkembang seiring waktu.
Ikatan emosional dalam suatu hubungan merujuk pada hubungan yang kuat dan mendalam antara individu yang didasarkan pada perasaan, keintiman, dan koneksi emosional yang erat. Yang di mana akan melibatkan saling memahami, saling menghargai, dan merasakan kebersamaan yang mendalam. Sternberg (1986) mengajukan teori cinta segitiga bahwa cinta romantis terdiri dari beberapa komponen: gairah, keintiman, dan komitmen. Berbagai kombinasi keberadaan atau ketiadaan ketiga komponen tersebut menghasilkan delapan jenis cinta, mulai dari tidak adanya cinta (ketika ketiga komponen tidak hadir) hingga cinta yang sempurna (kombinasi penuh dari ketiga komponen). Keakraban atau keintiman dalam suatu hubungan melibatkan peningkatan perasaan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan. Keintiman juga mencerminkan suatu elemen afektif yang mendorong individu untuk terus membangun kedekatan emosional dengan pasangan mereka. Pasangan yang mempunyai tingkat keintiman yang tinggi akan sangat memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan satu sama lain, saling menghormati dan menghargai, serta memiliki pemahaman yang saling mendukung. Mereka berbagi dan merasa memiliki satu sama lain, memberikan dan menerima dukungan emosional, serta memiliki komunikasi yang intim. Keintiman emosional dalam suatu hubungan tercapai ketika keduanya saling memahami, terbuka, saling mendukung, dan merasa nyaman untuk berbicara tentang apapun tanpa takut ditolak. Mereka juga berusaha untuk selaras dalam nilai dan keyakinan tentang kehidupan, meskipun mungkin ada perbedaan pendapat dalam beberapa hal. Mereka memiliki kemampuan untuk saling memaafkan dan menerima, terutama ketika terjadi ketidaksepakatan atau kesalahan. Gairah mencakup perasaan yang kuat dan mendalam untuk bersatu dengan orang yang dicintai. Hal tersebut melibatkan ekspresi hasrat dan kebutuhan seksual. Gairah juga melibatkan aspek fisiologis yang mendorong seseorang untuk merindukan kedekatan fisik, menikmati sentuhan fisik, dan terlibat dalam hubungan seksual dengan pasangan hidupnya.
Keputusan atau komitmen adalah suatu keputusan yang diambil seseorang untuk tetap bersama dengan pasangan nya sampai akhir. Komitmen sering kali diinterpretasikan sebagai keputusan untuk tetap berkomitmen dalam hubungan dengan pasangan sepanjang hidup. Komitmen juga melibatkan upaya untuk mempertahankan hubungan, melindunginya dari bahaya, dan memperbaikinya ketika hubungan menghadapi masalah. Pasangan saling memperhatikan kebutuhan satu sama lain dan siap untuk mengorbankan diri demi keberlangsungan hubungan yang harmonis. Jika seseorang memutuskan untuk berkomitmen, ia harus menerima pasangannya tanpa syarat apapun, Sesuai dengan pandangan Sternberg, cinta yang ideal terwujud ketika ketiga komponen cinta tersebut seimbang dan membentuk segitiga dengan panjang sisi yang sama. Hal tersebut mencerminkan bentuk cinta yang dianggap ideal berdasarkan teori segitiga cinta Sternberg, yang juga dikenal sebagai “Teori Segitiga Cinta” (The Triangular Theory of Love).
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi pembentukan ikatan emosional dalam suatu hubungan: Komunikasi yang efektif, Komunikasi yang terbuka, jujur, dan empati memainkan peran penting dalam membangun ikatan emosional yang kuat. Mengungkapkan perasaan, kebutuhan, dan harapan dengan jelas dapat membantu pasangan untuk saling memahami dan merasakan kedekatan emosional. Keintiman emosional, Keintiman emosional melibatkan berbagi perasaan, pikiran, dan pengalaman pribadi secara mendalam. Membuka diri secara emosional kepada pasangan dan menjadi tempat yang aman bagi mereka untuk melakukannya juga memperkuat ikatan emosional. Keterlibatan dan dukungan, Merasa didukung dan terlibat dalam kehidupan satu sama lain membantu membangun ikatan emosional yang erat. Mendukung pasangan dalam pencapaian tujuan, menghadapi tantangan bersama, dan memberikan dukungan emosional ketika diperlukan adalah elemen penting dalam memperkuat ikatan tersebut. Kepercayaan, Kepercayaan adalah pondasi penting dalam ikatan emosional yang sehat. Mempercayai pasangan, merasa aman dalam hubungan, dan menghormati komitmen satu sama lain membantu membangun ikatan yang kokoh. Kualitas waktu bersama, Menghabiskan waktu yang berkualitas bersama pasangan membantu memperdalam ikatan emosional. Melakukan kegiatan yang saling menyenangkan, berbagi minat, dan menjalin kedekatan fisik juga berperan penting dalam memperkuat ikatan emosional.
Penting untuk diingat bahwa pembentukan ikatan emosional membutuhkan waktu, komitmen, dan usaha dari kedua belah pihak bukan hanya satu pihak saja karena dalam suatu hubungan harus menghargai dan memperhatikan perasaan satu sama lain, serta terus berinvestasi dalam hubungan, yang di mana nanti nya akan membantu menjaga ikatan emosional yang kuat dan tumbuh seiring berjalannya waktu.
PENULIS: Septi Oktaviani
REFERENSI
- Shane J, Lopez and C.R. Snyder. (2004). Positive psychological assessment: A handbook of models and measures. 227-238.
- Marasabessy, Rismawati. (2018). Perbedaan Cinta Berdasarkan Teori Segitiga Cinta Sternberg Antara Wanita Dengan Pria Masa Dewasa Awal. https://oldsite.gunadarma.ac.id/li brary/articles/graduate/psycholog y/2008/Artikel_10503160.pdf