PORTAL JABAR,- Memaafkan merupakan cara seseorang memahami kesalahan orang lain terhadap apa yang telah dilakukannya. Memaafkan bukan hanya sekadar memahami kesalahan orang lain, melainkan berusaha untuk menghindari balas dendam dan berusaha memelihara hubungan baik terhadap orang tersebut. Setiap individu tentunya memiliki kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Tentunya dalam kehidupan bermasyarakat kita akan membutuhkan pertolongan orang lain. Oleh sebab itu, kita senantiasa untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Pada dasarnya, rasa marah, kesal, dan kecewa sangat wajar jika seseorang melakukan kesalahan. Bagi sebagian orang mungkin memaafkan tidaklah mudah, terlebih kesalahan yang dilakukan orang lain begitu fatal baginya. Namun, di dalam kehidupan ini setiap orang harus saling memaafkan satu sama lain. Terkadang saat seseorang marah dan kesal atas kesalahan orang lain, orang tersebut akan cenderung memiliki emosi negatif. Jika saja semua emosi negatif tersebut dipendam dengan waktu yang lama, ada kemungkin orang tersebut akan membalas dendam terhadap kekesalannya itu. Tentunya dengan balas dendam hal itu bukanlah suatu yang baik. Jika kita terlalu lama memendam kebencian terhadap seseorang justru akan membuat kita selalu mengingat kesalahan orang tersebut, maka akan membuat kita kembali membuka luka tersebut dan akan membuat kita semakin marah dan berniat ingin membalas dendam terhadap kesalahan orang tersebut.
Bagi seseorang yang menyimpan dendam akan menjadi penyakit hati karena menyimpan emosi negatif. Dengan balas dendam terhadap kesalahan orang lain akan berdampak pada kesehatan mental nya. Dengan balas dendam hanya akan menimbulkan emosi negatif yang membuat diri menjadi stress yang berlebih sampai menimbulkan kecemasan, sebab kita akan selalu mengingat hal-hal yang menyakiti orang tersebut.
Sebagian dari kita semua tentunya akan merasa kesal jika sesuatu yang kita ucapkan baik justru malah dibalikkan menjadi hal yang merugi bagi diri kita. Contoh sederhananya adalah saat kita dimintai pendapat oleh kerabat kita, jika pendapat kita tidak di terima maka orang tersebut tentunya akan membantah dan tidak menerima pendapat dari kita karena merasa tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Orang tersebut akhirnya menyalahkan kita karena tidak sejalan dengannya, saat kita sudah memberikan pendapat yang menurut kita sudah cukup baik, lalu tidak diterima, dengan begitu kita juga marah dan terbawa emosi. Namun, seiring berjalannya waktu kesalah pahaman tersebut harus diselesaikan dan diikhlaskan agar hati terasa tenang untuk menjalankan kegiatan lain.
Dalam hal ini, jika pemaafan diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan keuntungan dan dampak positif yang muncul pada diri kita. dengan demikian, dalam tulisan kali ini penulis akan menguraikan bagaimana penerapan memaafkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, dalam memaafkan tentunya terdapat keuntungan, yakni dapat membersihkan hati yang kotor. Kehidupan dengan hati yang bersih tentunya akan membuat kita merasa tenang, damai dan sejahtera. Dengan jiwa yang tenang kita tidak akan memikirkan hal negatif sebagai balas dendam terhadap orang yang melukai kita.
Selanjutnya dampak positif terhadap memaafkan sangat banyak dampaknya, terutama bagi ketenangan batin seseorang. Dengan kita memaafkan kesalahan orang lain atau perbuatan orang lain yang melukai hati kita, kita tidak akan mengingat lagi hal-hal yang menyakitkan itu. Memaafkan kesalah seseorang merupakan ke untungan bagi individu, sebab dengan memaafkan dan saling memaafkan kita tidak perlu memikirkan kesalahan orang tersebut dan tentunya kita akan merasakan kelegaan. (Nihayah et al., 2021)
Dalam psikologi postitif pemaafan atau memaafkan akan membawa seorang individu pada kehidupan yang bermakna, yaitu kebahagiaan yang abadi. Dalam penerapan pemaafan tidak hanya memperbaiki sesuatu yang bururk, melainkan dapat mengembangkan kualitas seseorang pada dirinya sendiri. Jadi, seberat apapun permasalahannya, semarah apapun terhadap seseorang janganlah sesekali kita mencoba untuk balas dendam. Tetapi, cukuplah kita sebagai individu saling memaafkan kesalahan orang tersebut agar hidup kita tenang, damai dan sejahtera, demi kehidupan yang bahagia nantinya.
Penulis : Nisa Herdanita Hermawan
Referensi :
- Nihayah, U., Ade Putri, S., & Hidayat, R. (2021). Konsep Memaafkan dalam Psikologi Positif. Indonesian Journal of Counseling and Development, 3(2), 108–119. https://doi.org/10.32939/ijcd.v3i2.1031
- https://images.app.goo.gl/kXrGdrP9CGwvUkyx5