Pernahkah Anda merasa gelisah saat hendak tidur karena pikiran terus melayang ke hal-hal yang belum tentu terjadi? Atau teringat kembali kesalahan kecil yang terjadi bertahun-tahun lalu? Jika ya, Anda tidak sendiri. Fenomena ini dikenal sebagai overthinking, dan banyak orang mengalaminya—terutama di malam hari.
Lalu, mengapa malam hari menjadi waktu favorit bagi otak untuk “berisik sendiri”? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Otak Menjadi Lebih Aktif Saat Tak Ada Gangguan
Di siang hari, pikiran kita sibuk dengan berbagai aktivitas—bekerja, sekolah, atau sekadar scroll media sosial. Otak terus-menerus menerima input dari luar, sehingga tak sempat merenung terlalu dalam. Namun saat malam tiba dan lingkungan mulai tenang, otak justru mulai aktif memproses hal-hal yang tertunda secara emosional, seperti kegagalan, kekhawatiran, atau rencana masa depan.
Menurut Psikolog Klinis Tara Brach, “Ketika tubuh istirahat, pikiran justru mulai bergerak bebas tanpa batas.”
2. Kondisi Gelap dan Tenang Memicu Introspeksi
Cahaya redup di malam hari merangsang tubuh memproduksi hormon melatonin, yang membantu kita merasa tenang dan siap tidur. Tapi bagi sebagian orang, suasana tenang ini justru menjadi “ruang kosong” yang diisi dengan pikiran-pikiran tak terkendali. Seolah-olah, tidak ada hal yang bisa mengalihkan perhatian dari isi kepala sendiri.
Jika tidak disadari, ini bisa memicu spiral negatif: semakin banyak berpikir → semakin susah tidur → semakin stres keesokan harinya.
3. Perasaan Tertekan Tak Terungkap di Siang Hari
Banyak dari kita menyimpan emosi atau masalah karena tuntutan sosial atau profesional. Kita berpura-pura baik-baik saja di siang hari. Namun, seperti tekanan dalam panci, emosi itu mencari celah untuk keluar—dan malam hari sering menjadi waktu “meledak” yang tak terhindarkan.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Anxiety Disorders menyebutkan bahwa orang dengan tingkat kecemasan tinggi cenderung mengalami peningkatan overthinking di malam hari, yang kemudian berdampak buruk pada kualitas tidur mereka.
4. Apa Dampaknya Bila Dibiarkan?
Overthinking bukan hanya membuat tidur terganggu. Jika terus berulang, ini bisa berdampak jangka panjang seperti:
-
Kualitas tidur menurun (insomnia)
-
Kecemasan kronis
-
Menurunnya fokus dan produktivitas
-
Penurunan kesehatan fisik, seperti sakit kepala dan gangguan pencernaan
Karena itu, penting untuk mengelola overthinking sebelum menjadi kebiasaan yang merusak.
5. Tips Mengurangi Overthinking di Malam Hari
Berikut beberapa cara sederhana yang bisa Anda coba:
✅ Journaling sebelum tidur – tuliskan isi pikiran agar tidak “menumpuk” di kepala
✅ Batasi screen time 1 jam sebelum tidur – cahaya biru menghambat produksi melatonin
✅ Latihan pernapasan dalam – menenangkan sistem saraf dan menurunkan detak jantung
✅ Lakukan rutinitas malam yang konsisten – membantu tubuh mengenali waktu istirahat
✅ Doa atau meditasi ringan – membangun ketenangan batin dan rasa pasrah
Overthinking di malam hari adalah hal yang wajar, tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan mengenali penyebabnya dan mencoba cara-cara yang tepat, Anda bisa mendapatkan malam yang lebih tenang dan tidur yang lebih nyenyak.
Karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, mari mulai belajar mengenali dan merawat pikiran kita—dimulai dari malam ini.
Referensi:
-
Alodokter: Mengapa Kita Susah Tidur Karena Overthinking?
-
Journal of Anxiety Disorders
-
Psychology Today
-
Tara Brach (Clinical Psychologist)