Artikel Opini:
PORTAL JABAR,-Dalam era modern saat ini, dimana ketidakpastian yang menimbulkan kecemasan menjadi momok yang sering dialami dalam benak diri seseorang, kecemasan dan gangguan yang konstan menjadi hal yang umum untuk dirasakan diberbagai kalangan usia, khususnya untuk orang-orang yang berada pada fase remaja menuju dewasa, bak buih yang ada di lautan, yang terombang-ambing mengikuti arus ombak yang ada, mungkin istilah ini dapat menggambarkan bagaimana kondisi seseorang yang tidak mengenali dirinya dengan baik selalu mengikuti perkembangan zaman yang ada tanpa paham sisi baik dan buruknya ia terus terjerumus oleh arah perubahan tersebut.
Menurut Mihalyi C, Flow adalah keadaan ketika seseorang benar-benar terhanyut didalam suatu kegiatan yang dilakukannya, dan merasa kegiatan selainnya menjadi tidak penting. Flow menggambarkan keadaan dimana kita sepenuhnya terlibat dalam aktivitas yang kita lakukan. Saat kita berada dalam “flow”, waktu seakan berlalu dengan cepat, dan kita merasa sepenuhnya terhubung dengan aktivitas yang kita jalani. Pikiran yang kita miliki merasa bebas dari gangguan dan fokus sepenuhnya pada apa yang sedang kita lakukan. Pada saat yang sama, keahlian dan tantangan yang seimbang juga merupakan elemen penting dalam mencapai “flow”.
Dalam dunia yang penuh distraksi seperti sekarang ini, mencapai “flow” bisa menjadi hal yang sulit untuk ditermukan atau dicapai. Teknologi, meskipun memiliki manfaat besar, kerapkali menjadi sumber gangguan yang menghancurkan kesempatan kita untuk memasuki keadaan “flow”. Pemberitahuan smartphone, pesan dari seseorang, dan media sosial mengalihkan perhatian kita dan membuat kita kembali terjebak dalam tujuan tanpa akhir untuk memeriksa ponsel.
Namun, ada cara untuk menemukan kembali pengalaman “flow” dalam kehidupan kita sehari-hari. Pertama, kita perlu mengidentifikasi aktivitas yang menarik minat kita secara alami dan memicu keterlibatan kita. Mungkin saja bisa berupa hobi, pekerjaan, atau bahkan kegiatan sehari-hari seperti membaca atau berolahraga. Setelah kita menemukan aktivitas yang tepat, kita harus menciptakan lingkungan yang bebas dari gangguan untuk memungkinkan kita sepenuhnya terfokus. Selain itu, penting untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan aktivitas tersebut. Saat kita semakin terampil dalam suatu aktivitas, tantangan dan kepuasan yang kita dapatkan dari aktivitas tersebut akan meningkat. Keterampilan yang berkembang juga memungkinkan kita untuk mengeksplorasi batas-batas kemampuan kita dan mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam pengalaman “flow”.
Dalam pencarian kita untuk kehidupan yang lebih memuaskan, penting untuk mengenali pentingnya “flow”. Melalui memahami dan menerapkan konsep ini, kita dapat menemukan keseimbangan, kepuasan, dan makna yang lebih besar dalam hidup kita. Mencapai “flow” bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai sarana yang dapat membantu kita mengoptimalkan pengalaman hidup kita. Jadi, mari kita coba menggali lebih dalam, menemukan apa yang memicu “flow” dalam diri kita, tak sekedar menemukan dan memahami sejatinya kita perlu untuk mengintegrasikannya ke dalam kehidupan kita sehari-hari, dan mungkin saja membantu orang-orang terdekat kita untuk menemukan dan melakukannya juga.
Penulis: M Ramdhani
REFERENSI
- Walker, C. J. (2010). Experiencing flow: Is doing it together better than doing it alone? The Journal of Positive Psychology, 5(1), 3–11. https://doi.org/10.1080/17439760903271116
- Nakamura, J., & Csikszentmihalyi, M. (2014). The Concept of Flow. In Flow and the foundations of Positive Psychology (pp. 239-263). Dordrecht: Springer. https://doi.org/10.1007/978-94-017-9088-8_16
- Pradana, Putri, Flow Experience. https://doi.org/10.35760/psi.2019.v12i1.1915