PORTAL JABAR,- Pernahkah kamu merasa bahwa sebanyak apapun perubahan positif atau negatif yang terjadi dalam hidupmu, kebahagiaan dan kepuasan hidup kamu selalu kembali ke tingkat yang relatif stabil? Jika demikian, kamu mungkin pernah merasakan efek dari apa yang dikenal sebagai “Hedonic Treadmill.”
Selama bertahun-tahun, para psikolog telah mempelajari aliran kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan manusia. Bagaimana kita bisa mencapai kebahagiaan abadi? Apakah ada kunci untuk mempertahankan kepuasan hidup yang langgeng? Salah satu teori yang mendapat perhatian adalah konsep treadmill hedonis, yang tidak hanya mengungkap pola alami dalam mengejar kebahagiaan, tetapi juga memberikan wawasan berharga dalam mengejar kesejahteraan yang lebih besar.
Psikologi positif telah menjadi bidang minat para peneliti yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang kesejahteraan manusia dan kebahagiaan yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, konsep treadmill hedonis terbukti menjadi perspektif yang menarik untuk dijelajahi, karena menawarkan wawasan berharga tentang bagaimana kita dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik dan mempertahankan kepuasan hidup yang langgeng.
Treadmill hedonis, juga disebut penyesuaian hedonis atau breakpoint kebahagiaan, mengacu pada kecenderungan seseorang untuk beradaptasi dengan perubahan positif dan negatif dalam hidup mereka dan akhirnya kembali ke tingkat kebahagiaan yang relatif stabil. Ini menunjukkan bahwa meskipun peristiwa tertentu dapat memicu ledakan kebahagiaan awal, seperti memenangkan lotre atau promosi, kita cenderung beradaptasi dengan perubahan dan mengembalikan kebahagiaan menjadi stabil.
Kebahagiaan adalah tujuan yang diinginkan banyak orang di seluruh dunia. Namun, kebahagiaan yang kita raih seringkali bersifat sementara dan kita kembali ke tingkat kepuasan hidup yang relatif stabil. Pendekatan psikologi positif merupakan inti dari upaya memahami dan mencapai kebahagiaan yang langgeng.
Penting untuk dipahami bahwa konsep hedonic treadmill bukan berarti bahwa kita tidak dapat meningkatkan kebahagiaan kita. Sebaliknya, pendekatan psikologi positif memberikan kerangka kerja yang kuat untuk membangun kebahagiaan yang berkelanjutan, berfokus pada kekuatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan manusia. Dia melihat kebahagiaan tidak hanya sebagai tujuan, tetapi juga sebagai proses berkelanjutan yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan seiring berjalannya waktu. Sebagai bagian dari pendekatan psikologi positif, penelitian telah menunjukkan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan jangka panjang lebih kuat dipengaruhi oleh faktor internal seperti hubungan sosial yang bermakna, pertumbuhan pribadi, dan pengalaman sehari-hari yang positif. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan kita untuk menghargai momen kecil dan mensyukuri apa yang kita miliki dapat meningkatkan kepuasan hidup.
Dalam pendekatan psikologi positif, ada beberapa faktor penting yang telah terbukti berkontribusi pada kebahagiaan yang berkelanjutan. Salah satunya adalah rasa syukur dan apresiasi terhadap hal-hal baik dalam hidup kita. Penelitian telah menunjukkan bahwa praktik berterima kasih secara teratur dapat meningkatkan kepuasan hidup dan meningkatkan kesejahteraan kita (Emmons & McCullough, 2003). Selain itu, hubungan sosial yang bermakna juga merupakan unsur penting dalam membangun kebahagiaan yang langgeng. Ikatan yang kuat dengan orang yang kita sayangi dan dukung dapat memberikan dukungan emosional dan meningkatkan rasa keterhubungan yang penting bagi kesejahteraan kita (Lyubomirsky, King, & Diener, 2005). Terakhir, pertumbuhan pribadi dan pencapaian tujuan yang bermakna juga dapat berkontribusi pada kebahagiaan yang langgeng. Ketika kita merasa bahwa kita tumbuh dan berkembang sebagai individu dan mencapai tujuan yang penting bagi kita, kita merasakan pencapaian yang dapat meningkatkan kepuasan hidup kita dan memberi makna yang lebih dalam pada hidup kita (Seligman, 2011).
Ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada kebahagiaan abadi. Meskipun setiap individu memiliki faktor yang berbeda dalam mencapai kebahagiaan, berikut adalah beberapa faktor umum yang dapat berkontribusi pada kebahagiaan yang langgeng:
- Hubungan sosial yang signifikan:
Hubungan yang dekat dan mendalam dengan orang lain seperti keluarga, teman, dan pasangan romantis dapat memberikan dukungan emosional, rasa terhubung, dan rasa memiliki. Hubungan yang positif dan saling mendukung ini dapat berkontribusi pada kebahagiaan jangka panjang.
- Makna dan tujuan hidup:
Memiliki tujuan hidup yang bermakna dan merasa bahwa hidup kita memiliki tujuan yang lebih besar dapat menghasilkan rasa pencapaian, kepuasan, dan kebahagiaan yang langgeng. Menemukan tujuan hidup yang selaras dengan nilai-nilai pribadi Anda dan menyelaraskan tindakan Anda dengannya dapat menghasilkan kebahagiaan jangka panjang.
- Pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri:
menggali minat dan bakat kita, serta menyadari potensi penuh kita dapat memberikan kepuasan dan kebahagiaan yang langgeng. Terlibat dalam aktivitas yang memberikan rasa pencapaian, pertumbuhan, dan pengembangan pribadi dapat berkontribusi pada kebahagiaan jangka panjang.
- Tindakan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental:
Menjaga kesehatan fisik dan mental Anda melalui olahraga teratur, pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan mengelola stres dapat menjadi dasar yang kuat untuk kebahagiaan yang langgeng. Kesehatan yang baik memengaruhi suasana hati, energi, dan pandangan hidup yang positif.
- Praktek Bersyukur dan Apresiasi:
Bersyukur atas apa yang kita miliki dan menghargai momen kecil dalam hidup kita dapat berkontribusi pada kebahagiaan yang langgeng. Mempraktikkan rasa syukur secara teratur dapat menarik perhatian kita pada hal-hal positif dan memperkuat pandangan hidup yang positif.
- Hadapi tantangan dan belajar dari kesalahan:
Ketangguhan mental dan kemampuan menghadapi tantangan dengan sikap positif dapat berkontribusi pada kebahagiaan yang langgeng. Melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan pulih dari kegagalan dapat membantu menciptakan kebahagiaan yang langgeng.
Saat kita menghadapi tantangan sehari-hari, seringkali kita terjebak dalam treadmill hedonistik dimana kebahagiaan yang kita rasakan bersifat sementara dan cepat hilang. Namun, dengan bantuan pendekatan psikologi positif, kita dapat membangun kebahagiaan berkelanjutan yang tidak bergantung pada perolehan materi atau perubahan eksternal.
Saat kita keluar dari treadmill hedonistik, kita menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya bergantung pada pencapaian eksternal, tetapi juga pada bagaimana kita menanggapi dan menghargai momen hidup yang sederhana dan berharga.
Untuk membangun kebahagiaan yang berkelanjutan, penting juga untuk dipahami bahwa setiap orang memiliki jalan uniknya masing-masing. Pendekatan psikologi positif menawarkan kerangka kerja yang luas, tetapi penting bagi individu untuk menemukan praktik yang paling penting dan berguna dalam konteks kehidupannya.
Dengan mengambil pendekatan psikologi positif, kita bisa membangun kebahagiaan berkelanjutan yang tidak terjebak pada treadmill hedonistik. Melalui rasa syukur, sosialisasi, pertumbuhan pribadi, dan berjuang untuk tujuan yang bermakna, kita dapat meningkatkan kebahagiaan jangka panjang kita dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan.
PENULIS: Putri Anggraeni
REFERENSI:
- Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003). Counting blessings versus burdens: An experimental investigation of gratitude and subjective well-being in daily life. Journal of personality and social psychology, 84(2), 377-389.
- Lyubomirsky, S., King, L., & Diener, E. (2005). The benefits of frequent positive affect: Does happiness lead to success? Psychological bulletin, 131(6), 803-855.
- Seligman, M. E. (2011). Flourish: A visionary new understanding of happiness and well-being. Simon and Schuster.
- Lyubomirsky, S., Sheldon, K. M., & Schkade, D. (2005). Pursuing happiness: The architecture of sustainable change. Review of General Psychology, 9(2), 111-131.
- Diener, E., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2005). Subjective well-being: The science of happiness and life satisfaction. Handbook of cognitive-behavioral therapies, 2, 187-221.
- Brickman, P., Coates, D., & Janoff-Bulman, R. (1978). Lottery winners and accident victims: Is happiness relative? Journal of personality and social psychology, 36(8), 917-927.
- Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003). Counting blessings versus burdens: An experimental investigation of gratitude and subjective well-being in daily life. Journal of personality and social psychology, 84(2), 377-389.