PORTAL JABAR,- Meningkatkan kesejahteraan emosional sangat berarti guna melindungi kesehatan mental serta kebahagiaan seseorang. Terdapat banyak metode untuk meningkatkan kesejahteraan emosional, namun salah satu metode yang sangat efektif yaitu melalui kurban dan psikologi positif. Dalam artikel ini, kamu akan mempelajari bagaimana kurban serta psikologi positif bisa membantu meningkatkan kesejahteraan emosional kamu.
Kurban: Sejarah, Definisi serta Manfaatnya
Menurut cerita yang ditemukan di dalam Al Qur’an, tepatnya pada Qur’an Surat Ash- Shaffat/37: 99-111, Sang ayah (Nabi Ibrahim) dan anaknya (Nabi Ismail) diuji oleh Allah SWT atas keimanan dan ketakwaannya. khususnya ujian sebagai permintaan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail. Padahal sebelumnya tidak dapat disangkal tantangan bagi Ibrahim untuk mendapatkan keturunan. Perintah itu pun ada saat Nabi Ibrahim menerima Ismail. Nabi Ibrahim menuruti ketentuan Allah, dan tanpa jeda waktu ternyata bukan Ismail yang disembelih, melainkan seekor domba. Nabi Ismail sebenarnya baik-baik saja. Tidak ada yang dirugikan. Pada akhirnya, umat Islam memperingati Idul Adha setiap tahunnya yang jatuh pada tanggal 10 Dzul Hijjah dengan Smenyembelih hewan kurban.
Setiap tanggal 10 Dzul Hijjah, seluruh ummat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji, mereka merayakan hari raya Idul Adha. Pada hari itu, ummat muslim sangat disunnahkan untuk berkurban yakni dimana mereka menyembelih hewan kurban untuk kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat di daerah nya masing-masing. Kurban sendiri berasal dari kata qaraba yang berarti mendekatkan diri pada Allah. Adapun untuk hewan yang biasa digunakan untuk berkurban yaitu unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan 3 hari tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzul Hijjah.
Kurban merupakan salah satu ibadah penting dalam agama Islam. Kurban dilakukan sebagai bentuk pengorbanan untuk menghormati dan mempererat hubungan dengan Allah. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al Qur’an Surat Al Kautsar /108 : 1-3 :
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (۱) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (۲) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ(۳)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (Q.S Al Kautsar / 108 : 1-3).
Lantas, apa keutamaan dari ibadah kurban itu sendiri? diriwayatkan dari Aisyah r.a, Nabi saw bersabda : ’Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada hari raya Kurban yang lebih dicintai Allah SWT dari menyembelih hewan Kurban. Sesungguhnya hewan Kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah Kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) Kurban itu.” (HR Tirmidzi).
Tidak hanya itu, kurban juga memiliki manfaat sosial dan kesehatan. Manfaat sosial dari kurban yaitu membantu mengurangi kesenjangan sosial antara orang kaya dan miskin. Kurban juga memperkuat hubungan sosial dalam masyarakat melalui berbagi daging kurban kepada yang membutuhkan. Dan kurban juga memberikan manfaat kesehatan, yaitu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Psikologi Positif: Konsep serta Prinsipnya
Psikologi positif merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang kebahagiaan, kepuasan hidup, dan kesejahteraan emosional. Psikologi positif berfokus pada aspek positif dalam kehidupan manusia, seperti kebaikan, harapan, dan kebahagiaan. Psikologi positif juga mengajarkan prinsip- prinsip yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan emosional, seperti gratitude, optimisme, dan resilience.
Gratitude merupakan rasa bersyukur yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan emosional. Dengan berterima kasih atas segala yang dimiliki, seseorang akan lebih bahagia dan merasa lebih berarti dalam hidupnya. Optimisme merupakan perilaku positif yang bisa membantu menangani rasa takut serta kecemasan. Dengan berpikir positif, seseorang dapat lebih percaya diri dan menghadapi hidup dengan lebih baik. Resilience merupakan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan dan kesusahan. Dengan memiliki resilience, seseorang bisa mengalami rintangan hidup dengan lebih baik serta tetap optimis.
Meningkatkan Kesejahteraan Emosional Melalui Kurban dan Psikologi Positif
Kurban dan psikologi positif dapat digabungkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan emosional. Berikut merupakan beberapa cara untuk melakukan hal tersebut:
- Berterima kasih atas nikmat yang diberikan, Setelah melaksanakan kurban, sempatkan waktu untuk berterima kasih atas nikmat yang diberikan. Dengan bersyukur, seseorang akan merasa lebih bahagia dan merasa lebih berarti dalam hidupnya.
- Berbagi daging kurban dengan yang membutuhkan, Berbagi daging kurban dengan yang membutuhkan bisa membantu mengurangi kesenjangan sosial serta memperkuat hubungan sosial dalam masyarakat. Tidak hanya itu, berbagi juga bisa memberikan rasa kebahagiaan serta kepuasan hidup.
- Berpikir positif, Setelah melaksanakan kurban, cobalah untuk berpikir positif. Berpikir positif bisa membantu mengatasi rasa takut dan kecemasan. Dengan berpikir positif, seseorang bisa lebih percaya diri dan menghadapi hidup dengan lebih baik.
- Membangun resilience, Membangun resilience merupakan penting untuk menghadapi rintangan hidup dengan lebih baik. Setelah melaksanakan kurban, cobalah untuk menghadapi rintangan hidup dengan lebih baik dan tetap optimis.
Terakhir, korelasi antara kurban dengan Psikologi Positif bisa kita lihat pada model PERMA (Positive Emotion, Engagement, Relationship, Meaningfullnes, Accomplishment), dengan penjelasan di bawah ini:
- Rasa Kepuasan dan Kesejahteraan Emosional: Melakukan kurban dengan niat yang tulus dapat memberikan rasa kepuasan dan kesejahteraan emosional. Tindakan memberikan kepada orang lain yang membutuhkan dapat meningkatkan perasaan positif seperti empati, kepedulian, dan kepuasan dalam membantu sesama. Hal ini dapat membawa pengalaman positif dan kebahagiaan dalam diri seseorang.
- Hubungan Sosial dan Keterhubungan: Kurban sering kali melibatkan partisipasi dari komunitas Muslim yang lebih luas. Proses berbagi dan membantu sesama dalam konteks kurban dapat memperkuat ikatan sosial dan keterhubungan antar individu dalam komunitas. Dalam psikologi positif, memiliki hubungan sosial yang kuat dan merasa terhubung dengan orang lain dikaitkan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan mental yang lebih tinggi.
- Ketakwaan dan Peningkatan Spiritualitas: Kurban juga merupakan salah satu bentuk pengabdian dan ibadah kepada Allah. Melakukan ibadah dengan niat yang tulus dapat memberikan kepuasan spiritual dan meningkatkan ketakwaan. Dalam banyak kasus, memiliki landasan spiritual yang kuat dikaitkan dengan psikologi positif, seperti rasa syukur, optimisme, dan makna hidup yang lebih tinggi.
- Perasaan Berkontribusi: Melakukan kurban memberikan kesempatan bagi individu untuk merasa bahwa mereka memberikan kontribusi positif terhadap kehidupan orang lain. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, harga diri, dan merasa memiliki arti dalam kehidupan. Aktivitas yang memberikan makna dan memberdayakan individu secara emosional terkait dengan psikologi positif.
- Peningkatan Rasa Empati: Praktik kurban melibatkan pemahaman dan simpati terhadap orang-orang yang kurang beruntung. Melalui kurban, individu dapat meningkatkan rasa empati mereka terhadap orang-orang yang mengalami kesulitan atau kekurangan. Keterampilan untuk merasakan serta memahami perasaan orang lain secara positif dapat menguatkan jalinan sosial serta menambah kesejahteraan psikologis.
Meskipun kurban dapat memiliki dampak positif pada psikologi individu, penting untuk diingat bahwa pengalaman dan persepsi dapat bervariasi antara individu. Faktor budaya, keyakinan, dan konteks sosial juga dapat memengaruhi bagaimana kurban berhubungan dengan psikologi positif setiap individu.
PENULIS: Siti Rahmi Nur Rahmah
DAFTAR PUSTAKA
- Abdullah, M. (2016). Kurban: wujud kedekatan seorang hamba dengan tuhannya. Taklim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 14(1), 109-116.
- Setiadi, I. (2016). Psikologi positif: Pendekatan saintifik menuju kebahagiaan. Gramedia Pustaka Utama.
- Yasser, M. Ontosentrisme etika lingkungan islam: revisitasi hak asasi hewan dalam ritual idul kurban.
- Amin, S., & Bani, S. (2003). Pemberdayaan Kepribadian Muslim Melalui Psikologi Kurban. Jurnal Suwa, 11(1), 77-82.
- Nur, A. (2016). Ibadah Kurban Dalam Perspektif Hadis. Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat, 12(1), 143-160.
- Mahfud, C. (2014). Tafsir sosial kontekstual ibadah kurban dalam Islam. Humanika, 14(1).