PORTAL JABAR,-Dalam menjalani suatu aktivitas, manusia tidak akan terlepas dari emosi yang menyertainya. Emosi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu positive emotion dan negative emotion. Positive emotion merupakan perasaan positif dan reaksi menyenangkan, sedangkan negative emotion adalah kebalikannya (Pajarsari & Wilani, 2019). Positive emotion memiliki dampak yang baik dalam membantu seseorang dalam meraih kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya. Dalam upaya untuk meningkatkan positive emotion, dapat dilakukan dengan cara bersyukur.
Kebersyukuran merupakan suatu rasa syukur, bahagia, dan berterimakasih sebagai respon atas datangnya karunia berupa rasa aman dan nyaman yang terjadi secara alamiah. Karunia yang dirasakan tersebut dapat berupa emosional dan spiritual. Dalam ilmu psikologi, syukur atau kebersyukuran disebut dengan istilah gratitude. Menurut Park, Peterson, dan Seligman, gratitude diartikan sebagai kondisi individu yang secara sadar berterimakasih atas segala sesuatu yang telah terjadi (Haryanto & Kertamuda, 2016). Gratitude berhubungan erat dengan positive emotions seperti bahagia, rileks, senang, tenang dan lain sebagainya.
Bersyukur merupakan cara seseorang dalam menghargai apa yang telah mereka dapatkan. Menurut Emmons dan Stern, bersyukur merupakan suatu perasaan yang terjadi ketika seseorang berhasil mengakui bahwa dirinya telah mendapatkan manfaat (Ratnayanti, Theresia & Wahyuningrum, 2016). Memberi kesempatan diri sendiri untuk bersyukur dapat membantu individu dalam meraih kebahagiaan dan kesehatan yang lebih baik. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa gratitude bukan sekedar rasa terimakasih belaka, namun gratitude dipandang dapat memberikan manfaat bagi diri kita sendiri.
Melalui kebersyukuran, manusia akan mencoba melihat kondisi yang telah dialaminya dari sudut padang yang lebih positif. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak terbebani dan dapat memotivasi dalam meningkatkan rasa terimakasih atas segala anugerah yang diterimanya (Salam et al., 2020). Mengungkapkan kebersyukuran dapat dilakukan kepada Sang Pencipta dan kepada manusia yang telah menjadi perantara dalam karunia yang diberikan oleh Tuhan. Dikutip dari Jurnal Konsep Syukur Kajian Empiris Makna Syukur bagi Guru Pon-Pes Daarunnahdhah Thawalib Bangkinang Seberang, Kampar, Riau (Akmal, 2018) bahwasannya barangsiapa yang tidak pernah bersyukur kepada manusia, maka ia dianggap tidak pernah bersyukur terhadap Tuhannya. Adapun 4 karakteristik individu yang memiliki rasa kebersyukuran, yaitu: memiliki rasa yang berlimpah, apresiasi terhadap orang lain, apresiasi sederhana, dan memiliki kemampuan dalam mengekspresikan rasa syukur.
Dalam meningkatkan rasa syukur, manusia dapat melakukan beberapa cara yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Meningkatkan rasa syukur dapat dilakukan dari hal-hal yang paling kecil, seperti memikirkan hal-hal yang dapat disyukuri. Tanpa kita sadari, sekedar bercengkerama dengan orang-orang terdekat pun dapat meningkatkan gratitude dalam diri manusia. Contoh kegiatan yang dapat meningkatkan rasa syukur adalah dengan membuat jurnal untuk mengukur seberasa besar rasa syukur yang telah kita lakukan. Jika jurnal tersebut mampu kita tulis setiap harinya secara rutin, maka otomatis kita akan selalu mengingat apa saja peristiwa yang telah kita syukuri sebelumnya. Manusia kadang merasa kesulitan dalam menemukan hal-hal yang bisa disyukuri. Maka dari itu, mari kita pikirkan saja mengenai hal-hal sulit yang pernah kita alami. Hal tersebut dapat membuat kita sadar bahwa perjuangan tersebut patut kita syukuri.
Penulis: Fira Alsina
Referensi:
- Akmal. (2018). Konsep syukur (. KONSEP SYUKUR (GRATEFULNES) (Kajian Empiris Makna Syukur Bagi Guru Pon-Pes Daarunnahdhah Thawalib Bangkinang Seberang, Kampar, Riau, 7(2), 1–22.
- Haryanto, H. C., & Kertamuda, F. E. (2016). Syukur Sebagai Sebuah Pemaknaan. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 18(2), 109. https://doi.org/10.26486/psikologi.v18i2.395
- Pajarsari, S. U., & Wilani, N. M. A. (2019). Emosi Positif: Mari Tingkatkan dengan Gratitude. 5(15), 1–3.
- Ratnayanti, Theresia & Wahyuningrum, E. (2016). Hubungan antara Gratitu dengan Psychological Well-Being pada Ibu yang memiliki Anak Tunagrahita di SLB N Salatiga. 57–64.
- Salam, M. R. T. A., Aulia, A., & Sari, E. Y. D. (2020). Gratitude dalam Konteks Organisasi. Jurnal Diversita, 6(1), 77–86. https://doi.org/10.31289/diversita.v6i1.3425