PORTALJABAR – Bacaan rawi kerap dilantunkan oleh umat Muslim untuk memaknai perjalanan hidup Rasulullah dari lahir hingga wafat. Bacaan ini menjadi bagian dari tradisi yang selalu ada dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Mengutip buku Pro dan Kontra Maulid Nabi oleh AM. Waskito, sejarah pembacaan rawi sebenarnya telah ada sejak zaman dahulu. Bahkan, tradisi perayaannya sudah dimulai sejak ribuan tahun lalu.
Ada banyak bacaanrawi yang disusun oleh para ulama terkenal dunia. Bacaan tersebut disusun dalam beberapa kitab, di antaranya Kitab Maulid Barzanji, Maulid Diba, Maulid Simthud Duror, Maulid Qasidah Burdah, dan lain-lain.
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang bacaan rawi para ulama terkenal yang bisa Anda simak.
Bacaan Rawi Para Ulama Terkenal
Bacaan rawi umumnya disusun dalam satu kitab untuk memudahkan pembacaannya. Dari banyaknya bacaan rawi, ada tiga bacaan yang sering dilantunkan dalam acara Maulid Nabi, berikut penjelasannya:
1. Maulid Simthudduror
Maulid Simthudduror adalah kitab bacaan rawi yang dikarang oleh Al-Habib Ali bin Muhammad bin Hussein Al-Habsyi. Beliau merupakan ulama terkenal yang dibesarkan di bawah asuhan serta pengawasan kedua orang tuanya.
Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Quran serta berhasil menguasai ilmu-ilmu zahir dan batin. Semua ilmu itu beliau kuasai sebelum mencapai usia dewasa.
Oleh karenanya, beliau diizinkan untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian di hadapan khalayak ramai. Sehingga dengan cepat ia menjadi pusat perhatian dan kekaguman semua orang. Bahkan ia mendapatkan tempat terhormat di hati mereka.
Mengutip buku Management of Student Development: Perspektif Alquran dan Sunah, Habib Ali Al-Habsyi amat berjasa dalam menghidupkan ilmu agama yang sebelumnya banyak dilupakan. Beliau mengumpulkan, mengarahkan serta mendidik para siswa agar menuntut ilmu. Beliau juga turut membangkitkan semangat mereka dalam mengejar cita-cita yang tinggi dan mulia.
2. Maulid Barzanji
Maulid Barzanji dikarang oleh Sayyid Ja’far Bin Husain Bin Abdul Karim Al-Barzanji. Dinamakan Al-Barjanzy karena dinisbahkan kepada nama desa pengarang yang terletak di Barjanziyah kawasan Akrad, Kurdistan.
Kitab tersebut memiliki nama ‘Iqd al-Jawahir’ yang artinya kalung permata. Kitab ini disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan mengenang perjalanan hidupnya.
Syeikh Ja’far lahir di Madinah pada hari Kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 H. Beliau menghafal Alquran 30 Juz di bawah bimbingan Syaikh Ismail Alyamany dan belajar tafshuh Quran-nya kepada Syaikh Yusuf Asho’idy.
Ia juga belajar ilmu naqliyah dan aqliyah kepada ulama-ulama Masjid Nabawi dan tokoh-tokoh qabilah daerah Barjanzi. Beliau juga mendalami ilmu nahwu, sharaf, mantiq, Ma’ani, Badi’, Faraidh, Sirah Nabawi, dan ilmu sejarah.
Semua itu dipelajarinya selama ikut duduk belajar bersama ulama-ulama masjid nabawi. Ketika umurnya mencapai 31 tahun, barulah beliau menjadi seorang yang ‘Alim wal ‘Allaamah dan dan dikenal sebagai ulama besar.
3. Maulid Diba
Bacaan rawi Maulid Diba dikarang oleh Abdurrahman bin Ali bin Muhammad Ad Diba`i Asy Syaibaniy. Sejak kecil, beliau diasuh oleh kakek dari ibunya yang bernama Syeikh Syarafuddin bin Muhammad Mubariz.
Ibn Diba sangat giat dalam menimba ilmu kepada para ulama. Beliau belajar membaca Alquran dibawah bimbingan Syeikh Nuruddin Ali bin Abu Bakar. Kemudian ia berpindah kepada mufti Zabid Syeikh Jamaluddin Muhammad Atthoyyib yang masih terhitung pamannya sendiri.
Ibnu Diba terkenal akan kecerdasan intelektualnya. Berkat hal itu, beliau bisa menghafal Alquran saat masih berusia 10 tahun.
Mengutip buku Kitab Salawat Terbaik Terlengkap oleh Ustadz Rusdianto Ibn Diba termasuk ulama yang produktif dan gemar menulis. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya karangan beliau, baik di bidang hadis ataupun sejarah.
Karyanya yang paling dikenal adalah syair-syair sanjungan (madah) atas Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan sebutan Maulid Diba. Di antara karyanya yang lain yaitu Qurrotul `Uyun yang membahas tentang seputar Yaman, kitab Mi`roj, Taisiirul Usul, Bughyatul Mustafid, dan beberapa bait syair lainnya.
Sumber: Kumparan