PORTALJABAR – Selama pembatasan mobilitas, tak sedikit startup mengalami lonjakan bisnis. Misalnya, usaha rintisan layanan titip belanja di pasar tradisional. Contoh, Tumbasin.id asal Semarang.
Co-founder sekaligus Chief Business Development Officer (CBDO) Tumbasin.id Muhamammad Fuad Hasbi mengklaim, saat penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, transaksi penjualan di Tumbasin melonjak drastis.
Sudah begitu, pembeli Tumbasin ada yang dari Karawang serta Bekasi. “Naiknya sekitar 3x lipat dari sebelum peningkatan kasus Covid-19,” katanya kepada awak media.
Padahal, sebelum terjadi lonjakan kasus corona, transaksi Tumbasin juga sudah mengalami kenaikan hingga 8x lipat dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19. Bahkan, sempat membuat server Tumbasin jebol.
Berkaca dari pengalaman itulah, Tumbasin langsung memperbaiki dan menambah kapasitas server. Hasilnya, meski terjadi lonjakan transaksi, mereka masih bisa menangani dengan baik.
Maklum, pengguna Tumbasin sudah mencapai 13.000 user. Biasanya, sekali pesan, satu pengguna mereka bisa berbelanja rata-rata sebesar Rp 300.000.
Melihat potensi yang masih terbuka lebar, Tumbasin bakal terus ekspansi. Apalagi, startup tersebut sudah mendapat pendapatan yang bisa mereka eksekusi di kuartal kedua tahun ini.
Ambil contoh, memperluas jangkauan tidak cuma di sekitar Semarang, tetapi melebar ke 15 kota, termasuk wilayah Joglosemar dan Jabodetabek. Upaya lainnya, membuat ekosistem pasar, mulai standardisasi produk hingga mitra kurir dari warga sekitar pasar tradisional.
Tak mau kalah, Titipku juga mengalami lonjakan transaksi di masa PPKM Darurat hingga 400% dibanding sebelum penerapan kebijakan ini. “Mungkin karena ibu-ibu harus belanja dari rumah,” ujar Co-Founder dan Marketing Manager Titipku Faradhita Delicia kepada awak meia.
Saat ini, startup asal Yogyakarta itu sudah mencakup daerah Jabodetabek dengan mitra paling banyak di Jakarta dan Tangerang. Di dua daerah ini saja, Titipku sudah merangkul 17 pasar tradisional.
Seperti halnya Tumbasin, Titipku juga bersiap melebarkan sayap bisnis ke luar Jabodetabek, dengan fokus di Jawa dan Bali. Upaya lainnya, memperbanyak kerjasama dengan pedagang pasar serta menambah fitur area di aplikasi Titipku.
Pasar Online juga mengalami kenaikan transaksi hingga 100% di masa PPKM Darurat dibanding sebelum kebijakan ini berlangsung. “Itu karena ada lonjakan permintaan, untuk itu kami memastikan stok produk dan menambah tim,” kata Oddy Kasim, pemilik Pasar Online kepada awak media.
Selain lonjakan permintaan, Oddy mengklaim, produk yang dijajakan Pasar Online juga bisa menarik perhatian pengguna yang saat ini sudah mendekati angka 100.000.
Menurutnya, lebih dari 50% pengguna Pasar Online melakukan order kembali. Apalagi, jika sering belanja juga ada reward berupa diskon produk.
Untuk rencana ke depan, Pasar Online mengandalkan inovasi bisnis.
Maklum, startup ini baru tahap seed funding. Tapi, Oddy tetap membuka pintu bagi investor untuk bekerjasama.