PORTALJABAR, JAKARTA – PT Jakarta International Container Terminal (JICT) mengoptimalkan layanan melalui pemanfaatan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi jasa kepelabuhan di Tanah Air.
Direktur Utama JICT Ade Hartono mengatakan, “sebagai upaya untuk mempercepat proses bongkar muat peti kemas, JICT memakai sistem yang canggih dan terintegrasi yaitu NGen.”
Sebagai bagian dari Hutchison Port, NGen dipakai di semua pelabuhan Hutchison Port Holding (HPH) di seluruh dunia.
“Layanan pelabuhan yang efisien merupakan salah satu kunci daya saing ekonomi. Karena itu JICT terus berusaha mengoptimalkan layanan berbasis pemanfaatan teknologi, digitalisasi dan didukung SDM terbaik,” kata Ade dalam konfrensi pers di Jakarta, Rabu (16/6/2021).
Ade menjelaskan efisiensi di JICT sudah dimulai ketika pelanggan akan melakukan pembayaran biaya ekspor impor.
Melalui penerapan sistem billing online di terminal JICT, yang telah terhubung dengan layanan online baik melalui aplikasi Web Billing (WEBI) maupun melalui Mobile Apps berbasis android, pengguna jasa tidak perlu datang ke pelabuhan.
“Para pengguna jasa yang telah terkoneksi dengan WEB maupun Mobile Apps tersebut dapat melakukan pembayaran melalui Bank Mandiri, BRI, BNI dengan menggunakan anjungan tunai mandiri (ATM), mini ATM maupun internet banking,” katanya.
Selain itu, JICT juga memanfaatkan Auto Gate System untuk mengefektifkan penanganan peti kemas yang keluar masuk terminal menggunakan truk.
Saat ini di JICT terdapat 12.000 truk yang telah terdaftar dan JICT telah mengeluarkan kartu Truck Identification (TID) kepada perusahaan truk untuk akses ke terminal.
Hingga Mei 2021, arus peti kemas di JICT tercatat 807,239 TEUs. Hingga akhir tahun lalu, JICT merupakan pemegang 42% market share di seluruh terminal peti kemas internasional di Tanjung Priok.