PORTALJABAR – Setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah, umat Muslim di seluruh penjuru dunia memperingati Maulid Nabi. Momen peringatan ini sudah berkembang sejak Nabi Muhammad SAW wafat. Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada 18 Oktober 2021.
Mengutip Jurnal Peringatan Maulid Nabi: Tinjauan Sejarah dan Tradisinya di Indonesia tulisan Moch. Yunus (2019), Maulid Nabi merupakan hari lahir Nabi Muhammad SAW atau Rasulullah SAW. Maulid Nabi juga menjadi peringatan akan kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad.
Peringatan Maulid Nabi dirayakan dengan cara berbeda-beda di berbagai negara. Misalnya, Mesir merayakan peringatan tersebut dengan pawai sufi yang melantunkan shalawat serta salam dan puji-pujian kepada Nabi SAW.
Sementara itu, peringatan Maulid Nabi di Indonesia dirayakan dengan dakwah atau ceramah agama. Dakwah tersebut umumnya berkenaan dengan kelahiran Rasulullah SAW, perjuangan beliau dalam menegakkan Islam, hingga keteladanannya.
Apabila Anda sedang mencari contoh ceramah Maulid Nabi, mungkin beberapa ceramah di bawah ini dapat dijadikan referensi.
Ceramah Maulid Nabi
Contoh 1
Berikut contoh ceramah Maulid Nabi yang dikutip dari Jurnal Spirit Maulid Nabi Sebagai Terapi Kebangsaan Ceramah Ketua DPR Pada Peringatan Maulid Nabi 12 Rabilawal 1432 H:
Pertama-tama, marilah senantiasa kita mempersembahkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah SWT, karena atas nikmat dan karunia- Nya jua, pada malam ini kita dapat hadir pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul awal 1432. Sungguh merupakan suatu kebahagiaan bagi saya, bisa hadir dan memberikan sambutan pada acara ini.
Hadirin yang berbahagia, Bagi kita kaum muslimin, Nabi Muhammad SAW diyakini sebagai contoh dan teladan yang terbaik bagi umat manusia.
Pada diri Beliau terpancar kecerdasan yang luar biasa, kepribadian yang agung, akhlak yang mulia, dan kepemimpinan yang tegas dan bijaksana.
Muhammad SAW adalah figur teladan yang mesti diidolakan oleh kita kaum muslimin. Setiap langkahnya selalu dibawah kontrol Ilahi.
Tindakan dan ucapannya adalah mutiara berharga, menjadi landasan pembentukan akhlak umatnya dalam berbuat dan menjadi hukum yang ditaati.
Tiada seorang pun yang dapat meragukan keagungan pribadi Rasulullah SAW. Kepribadiannya menjadi contoh teladan dalam segala hal.
Rasulullah sebagai seorang suami yang teladan, sebagai ayah teladan, sebagai guru teladan, sebagai tokoh teladan, sebagai ahli strategi teladan, sebagai ahli ekonomi teladan, sebagai pejuang hak-hak asasi manusia teladan, dan sebagai kepala negara yang teladan.
Allah menyebutkan bahwa Dia adalah Rasul Allah, pilihan di antara banyak rasul sebelumnya. Bahkan, kehadiran Muhammad adalah rahmat bagi alam semesta, sebagaimana QS Al Anbiya’ [21] ayat 107.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk [menjadi] rahmat bagi semesta alam.”
Dengan demikian, keteladanan Muhammad SAW adalah sesuatu yang utama bagi setiap umat. Mudah-mudahan, dengan mengikuti keteladanan beliau, kita mampu mereformasi sistem dan tatanan yang ada, ke arah yang lebih baik dan tujuan yang mulia, yakni terciptanya negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur (makmur dan penuh ampunan Tuhan).
Demikianlah sambutan saya, dalam memperingati Maulid Nabi besar Muhammad SAW di Pesantren Nurul Falah ini. Mudah-mudahan, apa yang saya kemukakan tadi dapat menggugah kesadaran kita bersama, baik dalam kehidupan pribadi, rumah tangga, bermasyarakat dan bernegara khususnya umat Islam terhadap ajaran-ajaran dan suri tauladan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Contoh 2
Berikut contoh ceramah Maulid Nabi yang dikutip dari situs NU Online:
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Setiap tanggal 12 Rabiul Awal kita memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang sering disebut Maulid Nabi.Peringatan Maulid Nabi memang tidak diperintahkan secara khusus, baik oleh Al-Qur’an maupun Hadits.
Peringatan ini baru diadakan untuk pertama kali ratusan tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, yakni pada abad ke-7 hijriah di wilayah Irak sekarang atas perintah Raja Irbil bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri.
Meski tidak ada perintah yang tegas, peringatan maulid Nabi juga tidak ada larangan yang jelas. Sesuatu yang tidak ada perintah sekaligus tidak ada larangan boleh dilakukan.
Hal ini dalam hukum Islam disebut mubah. Sesuatu yang mubah akan mendapatkan pahala apabila ada niat dan tujuan yang baik (ibadah), dilakukan dengan cara yang baik dan terbukti menghasilkan sesuatu yang baik.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Nabi Muhammad SAW lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana. Dari usia dini beliau sudah yatim piatu. Ayah beliau wafat ketika Nabi masih dalam kandungan. Usia enam tahun, ibundanya wafat. Lalu disusul kakek beliau juga wafat. Dan akhirnya beliau diasuh Paman Abu Thalib.
Abu Thalib sendiri bukan orang kaya, padahal putranya banyak. Keadaan inilah yang menjadikan beliau harus bekerja keras sejak kecil untuk mencari nafkah. Beliau pernah menjadi penggembala kambing. Juga beliau pernah membantu pamannya berjualan di Syam.
Yang terakhir ketika sudah dewasa beliau bekerja sebagai buruh atau karyawan pada seorang janda bernama Khadijah. Pekerjaan beliau adalah menjalankan perdagangan di perusahaan janda tersebut. Dari hubungan seperti itulah kemudian beliau menikah dengan Khadijah yang tak lain adalah majikannya sendiri.
Allah sekali-kali tidak bermaksud meninggalkan Nabi Muhammad di waktu kecilnya. Tidak pula Allah bermaksud menelantarkan hidup beliau sehingga beliau harus bekerja keras mencari nafkah meskipun masih kanak-kanak.
Justru Allah SWT sedang mempersiapkan beliau menjadi seorang pemimpin besar kelak di kemudian hari. Seorang pemimpin harus peka terhadap kesulitan-kesulitan yang dipimpinnya dan dapat memberikan solusi dari kesulitan-kesulitan itu. Kepekaan seperti itu sulit dimiliki oleh para pemimpin yang tidak pernah mengalaminya sendiri kesulitan-kesulitan seperti itu.
Dengan kata lain, Allah sesungguhnya menggembleng jiwa dan sikap mental beliau untuk menghadapi berbagai macam kesulitan dan tantangan berkaitan tugas beliau kelak menjadi seorang nabi. Apalagi beliau disiapkan dan ditetapkan oleh Allah SWT menjadi nabi terakhir hingga akhir zaman.
Dalam hidup ini yang terpenting adalah apa yang terjadi di akhir dan bukan di permulaan. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Maka bisa dimengerti Nabi Muhammad hidup dalam kesulitan di masa kecilnya karena semua kesulitan itu bermanfaat membentuk karakter beliau menjadi seorang yang tangguh lahir dan batin – jiwa dan raga.
Ketangguhan seperti itu memang sangat diperlukan kelak ketika Nabi Muhammad berdakwah menyampaikan wahyu dan kebenaran dari Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
Kita semua tahu bahwa dalam berdakwah Nabi Muhammad SAW menghadapi banyak hambatan, gangguan dan bahkan ancaman pembunuhan dari berbagai pihak, terutama dari kelompok yang dipimpin Abu Jahal dan kawan-kawan.
Tetapi semua hambatan, gangguan dan ancaman itu dapat dilalui dengan baik karena Nabi Muhammad SAW sudah terlatih menghadapi kesulitan-kesulitan sejak kecil.
Sumber: Kumparan