PORTALJABAR, YOGYAKARTA – Peluncuruan 1.000 Dai Agen Perdamaian yang dilakukan oleh Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PW Muhammadiyah Jawa Timur diapresiasi Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dai-dai tersebut adalah anak panah penggerak Persyarikatan Muhammadiyah.
Lebih-lebih tema yang diangkat adalah agen perdamaian, menurut Haedar sebagai tema dan agenda yang relevan. Keberadaan mereka memiliki posisi penting menghadirkan jati diri Islam sebagai agama perdamaian, agama yang menyebar segala kebaikan, dan agama yang membangun peradaban maju.
Di depan 1.000 lebih dai Muhammadiyah Jawa Timur secara virtual, Haedar Nashir berpesan supaya memperkaya materi keIslaman yang memuat dan membawa pesan bahwa Islam adalah agama yang menyebarkan rahmat bagi seluruh alam.
“Ayat ini yang paling populer dan selalu menjadi pesan berbagai pergerakan Islam, dai, mubaligh, dan tokoh Islam di manapun baik di Indonesia maupun di belahan dunia Islam. Mari gelora Islam rahmatan lil alamin ini kita bumikan terus di bumi tercinta,” ucap Haedar pada (4/9).
Haedar pada kesempatan ini juga tidak bosan-bosan mengingatkan kepada dai-dai Muhammadiyah untuk menyebarkan Islam yang membawa damai, persaudaraan, menyatukan keragaman, dan Islam yang menyebarkan segala kebaikan untuk kaum muslim, bangsa, dan bagi kemanusiaan semesta.
Hadirnya LDK melalui 1.000 dai agen perdamaian ini diharapkan memberikan vibrasi kesejukan di saat ada sebagian kelompok umat Islam yang mempraktekkan Islam sebagai agama yang eksklusif, dekat dengan kekerasan, dan enggan menerima perbedaan.
“Dengan tajuk keagamaan yang Islam rahmatan lil alamin sungguh tepat dan relevan dengan situasi yang diperlukan,” sambungnya.
Guru Besar bidang Ilmu Sosiologi ini mengingatkan kepada para dai Muhammadiyah untuk tidak melupakan Al-Qur’an dan Hadis sebagai pangkal atas metode dakwah yang mereka jalankan. Merujuk Surat An Nahl ayat 125, Haedar menyebut ada 3 metode dakwah yang diajarkan oleh Al Quran yang bisa diimplementasikan oleh para dai Muhammadiyah.
Metode tersebut meliputi yang pertama jalan hikmah yang merupakan perpaduan antara manusia, akal, dan ilmu yang melahirkan kebijaksanaan dalam berdakwah. Metode kedua adalah dengan pengajaran yang baik, sebab mad’u atau audien dakwah yang akan dihadapi oleh dai-dai Muhammadiyah sangat majemuk yang tidak bisa disama ratakan.
Serta yang ketiga adalah dengan dialog atau beradu argumen yang terbaik, Haedar meminta kepada dai Muhammadiyah jika menggunakan metode dakwah ini tidak boleh dengan ego ‘menang-menangan’. Oleh karena itu setiap dai Muhammadiyah harus memiliki kualitas yang mumpuni.
“Penguasaan Ilmu pengetahuan dan metode-metode khusus dalam kita berdakwah, lebih-lebih menyuarakan Islam damai, Islam pencerahan, Islam berkemajuan. Dakwah tanpa ilmu tentu akan sempit dan tidak akan meluas, baik ilmu keagamaan secara khusus, juga ilmu-ilmu pengetahuan umum segala bidang,” pesan Haedar.