PORTALJABAR – Beberapa tahun belakangan ini, kesadaran masyarakat pada kesehatan gigi dan mulut semakin meningkat. Bahkan tak hanya persoalan lubang gigi atau keluhan lainnya, kini masyarakat telah sadar akan estetika atau kecantikan gigi, misalnya penggunaan kawat gigi dan gigi tiruan.
Gigi tiruan merupakan alat bantu untuk menggantikan gigi yang hilang dan jaringan gusi di sekelilingnya. Penggunaan gigi tiruan dapat mengatasi keluhan yang muncul akibat gigi hilang, seperti gangguan makan dan berbicara, serta menurunnya rasa percaya diri.
Penggunaan kawat gigi
Menurut drg. Bintoro Kardinoto, Dokter Gigi Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Universitas Diponegoro (Undip), penggunaan kawat gigi seringkali dipaksakan terutama oleh anak muda.
“Akhir-akhir ini banyak sekali anak muda yang menggunakan kawat gigi, terlalu dipaksakan tetapi bukan pada tempatnya. Kawat gigi bisa mengoreksi kelainan-kelainan yang awalnya hanya tampak secara garis micro saja, tetapi harus memenuhi kaidah indikasi. Dilemanya sekarang, anak-anak muda salah tempat untuk memasang kawat gigi, tidak ke dokter gigi malah di tempat yang tidak semestinya” ungkapnya seperti dikutip detikEdu dari laman resmi Undip (29/8).
Padahal tujuan kawat gigi sebenarnya bukan urusan estetika, melainkan untuk menjadikan gigi lebih rapi serta memperbaikinya.
Perbaikan itu perlu dilakukan karena jumlah gigi yang banyak dan harus harmonis susunan serta oklusinya.
“Keharmonisan itu dapat menjaga kesehatan dalam tubuh. Jika oklusi bagus otomatis pengunyahan semakin bagus sehingga pencernaan menjadi semakin optimal,” jelas drg. Bintoro.
Menyoal mengenai pembedahan jika ada kelainan pada gigi, menurutnya, pembedahan akan dilakukan berdasarkan standar dan tidak secara langsung dibedah.
“Di lihat dari awal ada indikasi tertentu, misalnya tulangnya terlalu maju, baru kemudian dilakukan perawatan ortodonti atau kawat gigi. Jika ia tidak maksimal, treatment selanjutnya yaitu perawatan dengan pembedahan. Jadi tidak semata-mata misal rahangnya maju lantas dilakukan pembedahan tetapi ada kriteria dan prosedurnya,” imbuhnya.
Tips menjaga kesehatan gigi dan mulut
Semantara itu, drg. Bintoro memberi beberapa tips untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, termasuk cara pembersihan gigi rutin.
“Pembersihan gigi secara baik adalah dengan cara menyikat gigi minimal dua kali sehari dan jangan terbalik. Bangun pagi, habis sarapan baru gosok gigi, kemudian sebelum tidur jangan lupa menggosok gigi,” paparnya.
Selain waktu pembersihan gigi, pemilihan sikat gigi juga penting dilakukan agar sela-sela gigi bisa dibersihkan secara maksimal. Sikat gigi yang memiliki kepala kecil dan bulu yang lentur atau halus merupakan pilihan sikat gigi yang bisa menjangkau sampai ke belakang bagian gigi.
Terakhir, dokter gigi RSND Undip berpesan kepada anak-anak muda untuk terus menjaga kesehatan gigi dan mulut selama pandemi. Hal ini bertujuan juga agar kesehatan badan juga tetap terjaga.
“Semakin gigi bagus, semakin gigi dirawat, kualitas hidup akan semakin bertambah. Dan di masa mendatang kita akan lebih tampil estetik, jadi masa muda kita rawat, masa tua pun gigi kita akan menampilkan estetik yang bagus. Kalau kita tidak rawat dari sekarang, masa depannya nanti kita tidak akan tahu. Jadi kita harus rajin merawat mulai saat ini, jagalah kesehatan gigi dan mulut dari sekarang agar masa depannya tidak menyesal,” tutupnya.
Sumber: detikedu