PORTALJABAR – Sejumlah guru tidak tetap atau guru honorer berusia 50 tahunan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dikabarkan mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Guru-guru yang berusia 50-an tersebut masih berupaya memperoleh kesejahteraannya meski usianya tak lagi muda. Hal ini kemudian memicu respons dan simpati publik. Beberapa netizen kemudian mempertanyakan perhatian pemerintah terhadap dedikasi para guru, apalagi ketika tahu ada yang gagal menembus ambang batas seleksi (passing grade).
Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala BKD Jawa Timur Indah Wahyuni membenarkan bahwa memang ada sejumlah guru berusia 50-an di Tulungagung yang mengikuti seleksi tersebut. Menurutnya itu hal yang wajar.
“Iya [benar], jadi PPPK tidak ada batasan umur. 3 tahun menjelang pensiun masih boleh,” kata Indah yang akrab disapa Yuyun, kepada awak media, Jumat (17/9).
Dalam seleksi PPPK, tak ada batasan usia minimal atau maksimal. Semua guru tidak tetap berhak mengikuti jalannya tes asal memenuhi beberapa persyakaratan.
“Yang diutamakan adalah pengalaman kerjanya. Dia harus minimal bekerja berapa tahun, ditambah lagi gelar S1, sertifikat dan lain-lain,” katanya.
Yuyun pun menampik bila keikutsertaan guru berusia 50-an tahun ini, menimbulkan anggapan publik yang menyebut bahwa pemerintah tidak memberikan perhatian dan kesejahteraan bagi para guru yang berusia sepuh.
“Lho kok nggak perhatian, lah buktinya umur 50 masih boleh gitu ikut PPPK, kurang perhatian seperti apa,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa seleksi PPPK telah dilaksanakan dengan adil (fair) dan terbuka. Yuyun menerangkan para guru memiliki hak yang sama, dan semua harus mengikuti prosedur yang ada seperti yang sudah ditentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Semuanya seleksi, dan kita fair, nilai langsung keluar, jadi istilah jual beli jabatan nggak ada, Saya kira nggak ada [prioritas], semuanya sama,” ujarnya.
Diketahui pada tahun ini, Pemprov Jatim menyelenggarakan ujian seleksi PPPK Guru yang diikuti oleh 27.375 orang. Mereka berjuang memperebutkan 11.220 formasi yang tersedia.
Di Kabupaten Tulungagung sendiri ujian ini diikuti oleh lebih dari 4 ribuan guru tidak tetap tingkat SD-SMA. Ada 1.300 an formasi yang diperebutkan.
Sebelumnya viral di media sosial foto guru sepuh dan surat terbuka pengawas tes di ruang seleksi tersebut yang ditujukan kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim. Disebutkan guru sepuh yang rela mengajar di pelosok selama ini, dan berharap dapat kehidupan yang layak lewat program seleksi PPPK. Namun, ternyata proses seleksi itu merupakan hal yang rumit bagi guru sepuh itu.
Sumber: CNNINDONESIA