PORTALJABAR, MYANMAR – Otoritas junta militer di Myanmar kini mencari bantuan dari komunitas internasional. Ini terjadi seiring terus meningkatnya virus corona (Covid-19) di negeri itu.
Ini terungkap dalam rapat yang dilakukan Rabu (28/7/2021). Rapat itu sendiri bertema “rapat koordinasi untuk meningkatkan kerja sama dengan masyarakat internasional.
Mengutip AFP dari media lokal setempat, pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan Myanmar harus mencari bantuan dari dana tanggapan Covid-19 yang dibentuk ASEAN.
“Upaya sedang dilakukan untuk bekerja sama dengan ASEAN dan negara sahabat.” tulis surat kabar lokal Global New Light of Myanmar dikutip Kamis (29/7/2021).
Negara yang dilanda kekacauan sejak kudeta 1 Februari itu kini memang menghadapi lonjakan kasus. Rumah sakit penuh dan banyak staf medis berhenti bekerja sebagai bentuk protes pengambilalihan kekuasaan sipil oleh militer.
Perintah tinggal di rumah gagal menghentikan lonjakan. Krematorium telah di ambang batas di mana banyak pasien meninggal di rumah.
Dalam catatan Worldometers, Myanmar kemarin mencatat 4.980 kasusu baru Covid-19 dengan 365 kematian. Kasus baru terus naik di Juli, dengan puncaknya pada 14 Juli lalu mencapai 7.000 kasus lebih.
Angka kematian juga terus mengalami kenaikan. Kini, negeri itu memiliki 77.895 kasus aktif.
Secara total Myanmar sudah mencatat 284.099 kasus Covid-19 dengan total kematian 8.210 orang. Meski begitu, para analis percaya sebenarnya kasus lebih banyak dari yang dilaporkan.
Myanmar sendiri memiliki 54 juta penduduk. Sekitar 1,75 juta orang saja yang sudah divaksinasi merujuk data Dewan Administrasi Negara.
Myanmar mendapat sokongan vaksin Covid-19 dari China. Sejumlah dosis Sinopharm telah disumbangkan Beijing pekan lalu dari total 4 juta dosis yang dipesan Junta.
“Beijing akan menyumbang dua juta lagi,” tulis media itu merujuk ucapan junta.
Sumber: CNBCINDONESIA