PORTALJABAR,- Jelang mudik lebaran tahun 2022, Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat mulai melakukan survey dan peninjauan jalur yang diprediksi akan ramai dilalui pemudik di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat,
Salah satunya di Jalur Selatan, mulai dari simpang susun cileunyi hingga Tasikmalaya.
Peninjauan lapangan ini dilakukan Dishub bersama dengan Polda Jawa Barat, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah lX Jabar dan Dishub Kab/Kota.
“Ini merupakan bagian dari persiapan pemerintah Jawa Barat untuk mengantipasi arus lalu lintas mudik lebaran,” ungkap Kepala Dishub Jawa Barat, Ir A Koswara Hanafi saat diskusi dengan pihak Polda Jabar, Kepala BPTD Wilayah IX Denny Michel Adlan di Kantor Terminal Indihiang Tasilkmalaya, baru-baru ini.
Menurut Koswara, pemudik tahun ini diperkirakan akan lebih banyak karena pandemi Covid-19 yang sudah mulai mereda.
Pemerintah juga sudah membolehkan warga untuk mudik.
Meski demikian, ia menegaskan, protokol kesehatan harus tetap diterapkan.
Berdasarkan hasil survey kedua Balitbanghub, diprediksi terjadi kenaikan jumlah pemudik hingga 167% dibandingkan tahun 2021.
Diperkirakan sebanyak 79,4 juta orang akan melakukan Mudik pada lebaran tahun 2022.
Untuk itu, perlu dilakukan penyusunan strategi penanganan yang komprehensif dengan optimalisasi kolaborasi dan koordinasi.
“Untuk mengantisipasi ini semua (mudik lebaran, red), kita melakukan koordinasi dengan Polda Jabar, BPTD dan Dinas Perhubungan Kab/Kota agar dapat berperan aktif melancarkan arus lalu lintas untuk para pemudik,” ucap Koswara.
Beberapa titik kemacetan pada jalur mudik di Jawa Barat yang dilewati pada pemantauan jalur mudik diantaranya daerah Cileunyi, Nagrek, Malangbong dan Gentong.
Menurut Koswara, penyempitan jalur (bottle neck), aktivitas pasar tumpah, dan persilangan jalan (crossing) masih menjadi persoalan utama yang mengakibatkan kepadatan dan kemacetan.
Sehingga perlu dilakukan penyusunan strategi penanganan yang lebih intesif.
“Titik-titik krusial di lokasi yang rawan kemacetan, itu juga dibahas secara lengkap. Kemudian jalur alternatif yang berbahaya, kita akan informasikan ke masyarakat supaya diketahui dan diatur di lapangannya keselamatan buat pemudik lah intinya,”ujar A.Koswara.
Salah satunya pada Gerbang tol Cileunyi yang menjadi salah satu titik yang menjadi perhatian pada setiap musim mudik.
Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Jasa Marga untuk mengantisipasi adanya kepadatan di gerbang tol Cileunyi dengan menyiapkan exit tol Gedebage KM 149 sebagai solusi untuk mengurai kepadatan keluar tol Cileunyi.
Selain itu, A. Koswara menilai masih minimnya gerbang yang dioperasikan di Cileunyi yang saat ini dinilai belum cukup banyak untuk melayani kendaraan yang melintas saat mudik nanti.
Alasannya, volume kendaraan diprediksi akan jauh lebih banyak dibanding mudik 2 tahun lalu.
“Di lapangan, ditemukan beberapa persoalan yang harus dikoordinasikan dan ditegaskan oleh para penyelenggara angkutan lebaran,” ujar Koswara.
Rangkaian kegiatan survey kesiapan menjelang arus mudik 2022, dilengkapi pula dengan pengecekan kendaraan standar pelayanan minimun (SPM) dan Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) yang dilaksanakan di pool Budiman, pool Karunia Bakti ,Terminal Singaparna dan Terminal Garut.
Pengecekan kendaraan ini meliputi pemeriksaan kendaraan dan surat kelengkapannya yang sesuai dengan standar pelayanan minimum serta fasilitas layanan pemeriksaan kesehatan bagi awak kendaraan pada angkutan penumpang umum.
Dengan demikian diharapkan dapat menyempurnakan rencana operasi penyelenggaraan angkutan lebaran tahun 2022, sehingga dapat meningkatkan layanan kepada masyarakat pada masa mudik lebaran. (nie/*)