BANJARBARU,- Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia (RI) berkomitmen untuk membantu dan memberikan perlindungan terhadap anak-anak utamanya yatim piatu dan terlantar.
Kemensos juga berupaya terus hadir untuk memberikan dukungan komprehensif pada anak-anak kurang beruntung melalui program perlindungan sosial, ATENSI dan pemberdayaan.
“Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) adalah potensi yang penting dalam mendukung pengasuhan anak. Dukungan yang mendasar adalah bagaimana untuk mencegah keterpisahan anak dari keluarganya,” kata Sekretaris Ditjen Rehsos Kemensos RI Salahuddin Yahya saat menyampaikan pesan Menteri Sosial Tri Rismaharini pada Musyawarah Nasional (Munas) II Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) digelar di Banjarmasin, 7 – 9 Oktober 2022.
Salahuddin mengatakan sesuai dengan UU Perlindungan anak, orang tua memiliki kewajiban untuk mengasuh dan merawat anak. Dalam UU Kesejahteran Anak bahkan disebutkan bahwa orang tua adalah pihak yang utama dalam melakukan pengasuhan.
Menurut dia, sejak tahun 2011 LKSA telah melakukan transformasi dengan memperkuat pengasuhan keluarga. Kalaupun ada anak-anak yang harus diasuh di panti itu adalah alternatif terakhir.
“Setelah orangtua, ada keluarga besar, kerabat, lalu pengasuhan oleh orang tua asuh, perwalian, pengangkatan anak, barulah pengasuhan di institusi atau di Lembaga Asuhan Anak/LKSA/panti,” kata Salahuddin.
Salahuddin menegaskan pihaknya melakukan upaya sinergis dengan tidak hanya membantu anak saja, tetapi juga keluarganya.
“Saat keluarga mempunyai kehidupan sosial ekonomi yang baik maka kita berharap kesejahteraan anak akan lebih baik. Ini juga akan mencegah keluarga untuk melepas anak-anak mereka karena alasan kemiskinan. Dalam Standar Nasional Pengasuhan Anak untuk LKSA disebutkan bahwa kemiskinan tidak boleh menjadi alasan untuk mengirimkan anak ke panti tanpa ada asesmen yang komprehensif,” tuturnya.
Salahuddin mengungkapkan Program ATENSI yang dikerjakan oleh Ditjen Rehsos telah menyasar banyak anak dan membantu anak-anak terpenuhi hak-haknya.
Menurutnya, atensi anak yatim korban covid misalnya telah diberikan kepada 22.327 anak tahun 2021 dan berlanjut tahun ini. Kemensos juga sedang menyiapkan bantuan untuk anak yatim piatu yang datanya sudah masuk ke DTKS.
“Pada kesempatan ini saya mengajak kepada semua pihak di Fornas untuk saling menjaga. Kemitraan dengan Pemerintah juga harus tetap dijaga. Kita adalah mitra. Saat ini Kemensos juga tengah menangani panti-panti yang di dalamnya ada oknum-oknum yang justru tidak melindungi anak. Ini sangat memprihatinkan. Karena itu ini juga perlu menjadi PR kita bersama agar hal-hal buruk yang menimpa anak-anak saat di panti dapat kita cegah,” tandasnya.
Musyawarah Nasional (Munas) II Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) dihadiri 600 peserta terdiri dari pengelola panti asuhan seluruh Indonesia Indonesia.
Pendiri Istana Anak Yatim Kalimantan Selatan, HM Zairullah Azhar mengatakan dalam Munas tersebut akan membahas berbagai agenda guna memperbaiki nasib anak yatim di seluruh Indonesia. Diantara agendanya yaitu membenahi organisasi seperti target, tujuan, visi misi, ADRT, dan lainnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi. (*)