KOTA BANDUNG,- Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) diminta untuk
mensosialisasikan potensi-potensi yang terkait nuklir.
Minimnya sosialisasi membuat masyarakat kurang mengetahui manfaat nuklir.
“Mungkin karena minim literasi dan kurangnya sosialisasi tentang nuklir. Kami saja jurnalis juga tidak tahu, karena selama ini memang akses untuk kesana (nuklir) juga sangat terbatas. Karena itu, sebaiknya BAPETEN bisa mensosialisasikan potensi-potensi yang ada di nuklir, karena memang selama ini sangat kurang,” kata Pemimpin Redaksi Harian Pikiran Rakyat, Satria Graha, saat menjadi narasumber dalam diskusi ‘Peran Media Dalam Mempublikasikan Pengawasan Nuklir’ yang digelar Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) di kawasan Bandung Utara, Kamis (30/11).
Satria berharap BAPETEN juga mengedukasi masyarakat terkait energi nuklir.
“Sebaiknya ada edukasi yang ringan-ringan saja dulu, misalnya apakah energi nuklir ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, bagaimana memproduksi sebuah produk makanan, atau untuk tanaman, apakah bisa dilakukan dengan energi terbarukan itu,” ucap Satria.
Menjawab hal itu, Koordinator Komunikasi Publik BAPETEN Abdul Qohhar Teguh Prasetyo menjelaskan bahwa nuklir memiliki potensi yang tidak terbatas.
‘Perkembangan teknologi saat ini, terus berkembang. Kalau dulu, yang namanya PLTN atau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, itu langsung besar, ada yang 1000MW, kalau PLTU kan hanya 50 atau 60 MW. Nah, sekarang, teknologi yang baru memang dikembangkan dengan modular-modular, jadi kecil kecil,’ ungkap Abdul Qohhar.
Ia menambahkan, Indonesia terdiri dari banyak gunung sehingga dari sisi teknologi, PLTN itu bisa dibangun dimana saja.
“Yang menjadi masalah adalah efektivitas costnya. Kalau itu dibangun di daerah yang banyak gempa, berarti itu kan PLTN harus didesain untuk bisa tahan gempa. Kalau terjadi gempa besar misalnya, nah itu kan teknologinya harus mahal, nah apakah ini efisien atau tidak,’ ucapnya.
Disinggung gempa Cianjur, pihaknya belum menerima informasi terkait fasilitas radiologi yang bisa menimbulkan radiasi akibat gempa Cianjur.
“Hingga saat ini kami belum menerima informasi pasti, apakah ada dampak khusus terhadap fasilitas-fasiltas yang berpotensi menimbulkan radiasi di Cianjur,” pungkasnya. (*)