KH Sa’dulloh, sebagai pemimpin Pondok Pasantren Al-Hikamussalafiyyah, membagikan gagasannya dalam acara diskusi ilmiah di Pesantren Al-Hikamussalafiyah di Sukamantri Tanjungkerta, Sumedang, Jawa Barat. pada Selasa (26/12/2023).
Diskusi ini merupakan bagian dari acara Wisuda Khotmil Qur’an Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah ke-XVII dengan fokus utama pada tema “Menyebarkan Al-Qur’an untuk Kemakmuran Dunia”.
Menurut pandangan Sa’dulloh, kemakmuran memiliki dua aspek yang dapat diinterpretasikan: pertama, kemakmuran global untuk seluruh umat manusia, dan kedua, kemakmuran individu dalam ranah kehidupan sehari-hari.
Perlu dicatat bahwa walaupun banyak umat Muslim yang mengaku percaya pada Al-Qur’an, ada keraguan dalam menyakini bahwa membaca Al-Qur’an dapat membawa kemakmuran. Bahkan, sebagian tidak yakin bahwa Allah-lah yang menentukan rezeki bagi mereka.
Sa’dulloh menyoroti bahwa orang yang fokus membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah, meskipun kadang-kadang lupa untuk memohon atau berdoa kepada-Nya, sebenarnya tidak perlu khawatir. Allah akan memberikan yang lebih baik daripada yang diminta oleh orang-orang yang sering meminta.
Dalam konteks membaca Al-Qur’an, Sa’dulloh menekankan tiga langkah penting: pertama, membaca Al-Qur’an; kedua, memahami isinya; dan ketiga, mengamalkan serta menyebarkan ajarannya. Baginya, konsistensi dalam membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an adalah kunci. Ini membangun keyakinan bahwa Allah tidak akan meninggalkan mereka yang rutin berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Diskusi tersebut dihadiri oleh tiga narasumber yang membahas Al-Qur’an dan digitalisasi pesantren. Narasumber pertama, KH. Dadang Alawi dari pengurus LPTQ Kabupaten Sumedang, menjelaskan metode tahsin, talaqi, dan murojaah Al-Qur’an. Sementara itu, narasumber kedua, Hj. Mutmainnah, Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, membahas pentingnya belajar tajwid dan waqof dalam membaca Al-Qur’an. Narasumber ketiga, Setya Affandi dari tim digitalisasi pesantren RMI PBNU, membicarakan digitalisasi sistem pelaporan dan administrasi tahfidz.
Diharapkan oleh Sa’dulloh bahwa diskusi ini akan mendorong semua peserta untuk menjadi penyebar Al-Qur’an yang konsisten dan berdedikasi dalam menyebarkan ajaran Al-Qur’an. Konsep-konsep tersebut penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam lingkup personal, tetapi juga sebagai kontribusi pada kemakmuran dunia secara keseluruhan. Dalam menggali makna dan praktik Al-Qur’an, keyakinan pada upaya ini menjadi kunci kesuksesan. (Ayi Abdul Kohar)