PORTAL JABAR,- Pernyataan rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko Di laman online lewat media sosial Facebook miliknya saat menceritakan pengalamannya sebagai pewawancara calon penerima beasiswa cukup membuat geram dan dinilai rasis serta sempat viral di social media.
Dalam Kesempatannya, Muhammad Zeinny Menyampaikan,” Apa yang di lakukan pak rektor sebagai salah satu cermin dan figur akademisi juga pejabat publik yakni seorang rektor kampus, seharusnya tidak berkata demikiaan apalagi posisi beliau sebagai seorang profesor juga rektor seharusnya memiliki pandangan yang objektif, rasional dan netral sebagai seorang akademisi” ujar Ketua Umum HMI Korkom UPI Tersebut
Muhammad Zeinny juga memandang bahwa Jika framing dan hal ini dibiarkan , pola pandangan Kita terhadap kualitas kampus, kualitas mahasiswa dan Masa depan pendidikan indonesia akan makin semakin carut marut, karena Objektivitas kampus yg dinilai dimata publik sebagai sebuah instansi Netral dan objektif akan hilang.
Dalam Kesempatan Lain ketua Umum Hmi Korkom UPI tersebut berpandangan bahwa,” Seorang intelektual dia harus mampu memposisikan dirinya se-objektif mungkin dan se-netral mungkin ketika membuat sebuah narasi, apalagi jika dirinya juga berstatus seorang muslim, saya pikir di agama islam kita diajarkan yg namanya tolerasi dan keterbukaan arus pemikiraan. Sikap Objektif dan Toleransi Prof Budi Justru saya pertanyakan, karena saya pikir kualitas seorang akademisi yg dia beragama islam terletak kepada objektivitas pemikiran personal dan Keterbukaan Sikap” Tegas Muhammad Zeinny.
Maka dari itu Beliau menilai sepertinya perlu adanya reorientasi para akademisi terkhsus dalam kasus penyeleksiaan hal-hal yang berkaitan penentuaan kualitas akademik secara publik, jangan sampai Ada nilai-nilai yang hilang dalam pendidikan Kita.