PORTALJABAR – Pergerakan musik K-Pop dibangun oleh industri hiburan Korea Selatan lewat berbagai perusahaan agensi sejak awal tahun 2000-an.
Namun karena adanya keterbatasan teknologi dan keterbukaan masyarakat kepada hal baru pada saat itu, musik asal Korea Selatan masih sangat asing.
Beberapa tahun terakhir ini industri musik K-Pop kembali bangkit dan mempersembahkan berbagai grup musik maupun musisi solo.
Media sosial dan platform musik digital menjadi faktor utama mengapa musik K-Pop dapat sampai ke telinga pendengar di seluruh dunia.
Sementara itu, pandemi Covid-19 kini ikut menjadi faktor utama lainnya karena membuat masyarakat bergantung pada teknologi dan internet.
Tidak bisa melakukan kegiatan di luar rumah, masyarakat banyak menghabiskan waktu di depan layar ponsel mereka, yang kini menjadi satu-satunya cara untuk mengakses informasi.
UNESCO lewat sebuah survei oleh lembaga konsultan 20s Lab tentang konsumsi media terutama pada Generasi Z, menemukan ada sebanyak 88,4% responden menunjukkan bahwa penggunaan media sosial mereka meningkat selama pandemi.
Anak-anak muda menghabiskan waktunya untuk menonton YouTube, streamer, dan serial televisi.
Hal itu menjadi salah satu alasan banyak orang yang mulai berkenalan dengan musik K-Pop dan berujung menggemarinya.
K-pop bahkan dinilai memiliki efek menguntungkan pada keadaan psikologis di saat pandemi Covid-19 ini.
Banyak orang yang merasa musik K-Pop telah membantu mereka mengatasi Coronavirus Blues, istilah yang menggambarkan kecemasan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Di masa sulit yang menguji kesehatan mental ini, musik K-Pop dinilai sebagai “pelarian”.
Lagu-lagu pop yang bersemangat telah membangkitkan harapan bagi banyak orang dan juga penghiburan.
Ketakutan akibat melihat berita-berita menyeramkan terkait Covid-19 dan keadaan sosial politik lainnya dapat diatasi dengan melihat aktifnya para penggemar K-Pop di media sosial.
Melihat konten K-Pop dan berinteraksi dengan sesama penggemar di media sosial dapat menurunkan kecemasan yang muncul ketika melihat fakta bahwa ada virus yang dengan bebas berkeliaran di luar sana.
Di masa pandemi yang terasa suram ini, pesan positif dari para musisi K-Pop kerap kali menjadi motivasi dan alasan banyak orang untuk tetap berpegang pada pikiran positif dan harapan.
Masyarakat membutuhkan hiburan musik K-Pop untuk menjalani hari-harinya, sebagai semangat dan dorongan untuk beraktivitas.
Industri pun mulai beradaptasi setelah melihat popularitas musik K-Pop. Mereka menghadirkan konten terkait K-Pop untuk menemani masyarakat dari seluruh dunia di kala pandemi ini.
Konten yang terkait dengan K-pop telah membantu banyak kanal di YouTube dan media untuk bertahan di masa pandemi ini.
Salah satu YouTuber yang mendapatkan keuntungan adalah Dingo Music, yang berhasil mengumpulkan lebih dari 2,7 juta pelanggan karena konten K-Pop.
Situs streaming musik berbayar seperti MelOn dan Spotify juga mendapat keuntungkan karena adanya musik K-Pop.
Perkembangan teknologi di tengah pandemi Covid-19 ini membuat akses masyarakat untuk menikmati konten K-Pop lebih mudah dan terbuka.
Tren baru dalam konsumsi budaya K-Pop ini didorong dari krisis kesehatan mental di masa pandemi ini.
Industri hiburan Korea Selatan pun melihat kesempatan ini untuk menjadi produktif dalam memproduksi musik-musik K-Pop dari berbagai musisi bertalenta untuk tetap memberi penghiburan kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini.
Sumber: Parapuan.co