PORTALJABAR, NINGBO – Wabah covid-19 kembali memberi dampak pada industri pengiriman. Terbukti dengan salah satu pelabuhan peti kemas tersibuk di dunia, Pelabuhan Ningbo-Zhoushan di China tutup sebagian. Hal tersebut tentu meningkatkan kekhawatiran penyebaran varian delta yang cepat akan menimbulkan kondisi yang sama seperti tahun lalu.
Mengutip Bloomberg, penutupan di Ningbo-Zhoushan meningkatkan kekhawatiran bahwa pelabuhan di seluruh dunia akan segera menghadapi wabah yang sama yakni pembatasan Covid yang memperlambat pengiriman mulai dari makanan yang mudah rusak hingga elektronik.
Kekhawatiran ini terjadi saat sistem pengiriman dunia sedang berjuang untuk menangani permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pembukaan kembali ekonomi dan peningkatan manufaktur.
CEO perusahaan manajemen rantai pasokan, Mercury Resources juga bilang banyak perusahaan yang mencarter kapal sudah menambahkan klausul kontrak Covid-19 sebagai asuransi sehingga mereka tidak perlu membayar kapal yang terdampar.
Dalam sebuah pernyataan, Pelabuhan Ningbo-Zhoushan bilang, semua terminal lain selain Meishan telah beroperasi secara normal. Pelabuhan secara aktif bernegosiasi dengan perusahaan pelayaran untuk mengarahkan mereka ke terminal lain dan merilis informasi pada platform secara realtime.
Menurut komisi kesehatan kota, Kota Ningbo memang masih dianggap sebagai area virus berisiko rendah. Namun, penerbangan ke dan dari ibu kota Beijing saat ini telah dibatalkan.
Asal tahu saja, Indeks Baltic Dry yang menjadi benchmark global untuk harga pengiriman massal naik lebih dari 10% sejak sebulan lalu karena varian delta mulai menyebar dengan cepat.
Meskipun belum ada efek signifikan pada pelabuhan AS, masalah di China dapat merugikan perusahaan yang mengandalkan ekspor peti kemas dari negara tersebut.
Sumber: Kontan.co.id