PORTALJABAR,- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose mengungkapkan, dalam upaya memerangi peredaran gelap narkotika, diperlukan peran serta semua pihak termasuk lembaga pendidikan tinggi.
Dikatakan jendral bintang tiga ini, salah satu pendekatan upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang lainnya, yakni dengan soft power approach bersama perguruan tinggi.
Mengingat, mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang dinilai rentan terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.
“Kita menyatakan bahwa, kita tidak toleransi dengan narkotika zero tolerance,”ucap Kepala BNN RI usai membuka Talkshow P4GN Bersama ARTIPENA, Gotong Royong menghadirkan Kampus Bersinar, di Gedung Mandala Saba Kampus II Universitas Pasundan Bandung, Kamis (31/3).
Lebih lanjut Petrus mengatakan, saat ini ada sekitar 1124 narkoba jenis baru dan 87 diantaranya terditeksi masuk ke Indonesia.
Untuk itu menurut Petrus, pendekatan kepada generasi muda untuk untuk mensosialisasikan bahaya narkoba sangatlah penting.
Memasukan pengetahuan bahaya narkoba dalam kurikulum pendidikan tinggi menurutnya, merupakan salah satu program dan upaya pencegahan narkoba sejak dini.
“Yang paling penting kita berkerjasama saat ini, smart power approach. Bagaimana kita mengajarkan kepada generasi muda, dengan program-program yang dilakukan perguruan tinggi dibantu para professor-profesornya, untuk membuat program mungkin juga dengan kurikulum. Generasi muda harus tahu dan mengatakan tidak terhadap narkotika,”tegas dia.
Pada kesempatan yang sama Rektor Universitas Pasundan Bandung Prof. Eddy Jusuf yang juga Ketua Aliansi Relawan Pendidikan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba (ARTIPENA) Jawa Barat mengatakan, pihaknya bersinergi dengan BNN Provinsi Jawa Barat kabupaten/kota, untuk pencegahan penyalahgunaan narkotika di kalangan perguruan tinggi.
“Prinsipnya adalah, bagaimana kita mulai dari P4GN (Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika). Dari situlah kita berangkat,”ucap dia.
Sementara itu juga Kepala LLDIKTI Wilayah IV Samsuri mengungkapkan, pihaknya sudah menggerakan seluruh perguruan tinggi di wilayah IV untuk memerangi narkoba.
Dikatakan dia, langkah untuk memerangi narkoba di lingkungana kampus bukan hanya sekedar kebijakan, namun menjadi gerakan bersama.
Langkah smart power lainnya menurutnya, adalah dengan menyisipkan bahaya narkoba dalam kurikulum.
Kemudian juga menyisipkan pengetahuana bahaya narkoba serta mensosialisasikan kepada masyarakat oleh mahasiswa.
“Setiap kurikulum yang memungkinakan dimasukan konten bahaya narkoba, itu dimasukan. Contoh, yang pelajaran kimia atau biologi itu bisa memasukan sedikit saja materi tentang bahaya narkotika. Jadi ini proses penyadaran secara akademis,”pungkas dia. (nie/)