KOTA DEPOK,- Hingga Tahun 2020 akhir Pertamina Hulu Energi (PHE) mengelola puluhan wilayah kerja (blok) yang terletak di Indonesia maupun di luar negeri. Oleh karena itu, PHE memiliki kontribusi besar terhadap produksi Migas Nasional.
“Sosialisasi tentang Peran Pertamina Hulu Energi (PHE), Untuk Menjaga Ketahanan Energi Nasional” dilaksanakan di Serua Green Village Kota Depok ini dilakukan, agar masyarakat tahu bahwa ada banyak bidang di Pertamina. Agar masyarakat semakin tahu apa itu Pertamina Hulu Energi dan bidang kegiatannya” ungkap Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman, S.Sos. dalam keterangan resmi yang diterima.
Ia mengatakan, banyak masyarakat yang belum mengenal peran dan fungsi PHE. PT Pertamina Hulu Energi berdiri tahun 2002 dan bergerak dalam bidang Pengelolaan usaha sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi baik dalam maupun luar negeri serta kegiatan usaha yang terkait dan atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi.
PT Pertamina Hulu Energi, selaku Subholding Upstream, berperan sebagai kontributor utama produksi migas nasional. Pada tahun 2022, PHE memberikan kontribusi sebesar 68% produksi minyak nasional dan 34% produksi gas nasional.
Menurut Mahfudz, berdasarkan data Rencana Umur Energi Nasional (RUEN), bauran komposisi energi akan berubah perlahan hingga tahun 2050 di mana bahwa energi baru terbarukan akan mendominasi kebutuhan energi nasional. Sejalan dengan hal tersebut, tentu volume kebutuhan akan energi fosil pun akan meningkat.
“Untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, PHE menjalankan strategi melawan laju penurunan alamiah (natural declining rate) melalui pengeboran sumur pengembangan, perawatan sumur, dan melakukan ekspansi. Selain itu untuk menjaga keberlanjutan bisnis, PHE juga melakukan pengeboran sumur eksplorasi untuk mencari potensi cadangan baru,“ tambahnya.
Dalam rangka mendukung Green Strategy Holding, PHE tentunya berupaya untuk melakukan berbagai macam program dekarbonisasi. Salah satunya melalui pemanfaatan sumber energi gas sebagai energi transisi yang rendah emisi dan ramah lingkungan. Hal ini tercermin dari project gas yang telah onstream seperti Jambaran Tiung-Biru (JTB) di Jawa Timur dan temuan potensi cadangan gas melalui pengeboran sumur eksplorasi di beberapa wilayah Indonesia.
Seluruh strategi yang dijalankan itu tentu memiliki kebutuhan pendanaan yang tidak sedikit sehingga PHE perlu mendapatkan dukungan dari berbagai aspek, termasuk langkah-langkah investasi yang transparan agar kegiatan operasional bisa berjalan lancar untuk menjaga ketahanan energi nasional. (*red)