KOTA BANDUNG,– Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap pendidikan Jabar Masagi bisa memperkuat karakter anak didik berdasarkan tiga irisan budaya.
Pihaknya juga terus berkomitmen menciptakan sumber daya manusia yang memiliki budi pekerti luhur melalui pendidikan berbasis kearifan lokal Jabar Masagi.
“Jabar Masagi telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Direncanakan Program Jabar Masagi direplikasi secara nasional. Hari ini kita mendapat apresiasi dari Kemendikbudristek terkait tiga Program Merdeka Belajar, Literasi, Numerasi dan Karakter. Nomor tiganya, Jawa Barat sangat siap,” kata gubernur di SMA Negeri 25, Kota Bandung, Kamis (24/11).
Program Jabar Masagi yang mulai diterapkan di Jawa Barat pada masa kepemimpinan Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum ini menjadi sebuah percontohan pembelajaran berbasis budaya di berbagai daerah se-Indonesia.
Ia berharap dengan Program Jabar Masagi seluruh anak didik di Jawa Barat bisa memiliki pribadi yang menjunjung budi pekerti berbasis budaya.
“Ini usaha sudah berlangsung sejak 2018, yaitu menyiapkan sebuah kurikulum pendidikan karakter berbasis kearifan lokal irisan tiga budaya, sehingga anak-anak Jawa Barat bisa kuat mempunyai karakter berbasis budaya,” ujarnya.
Gubernur berharap dengan pendidikan Jabar Masagi bisa mengurangi permasalahan yang kerap kali terjadi di lingkungan sekolah.
“Tidak boleh ada perundungan kekerasan seksual, tidak boleh ada hal-hal yang menyangkut etika tata krama, semua dilatih dalam nilai-nilai Niti Surti, Niti Harti, Niti Bukti, dan Niti Bakti, yang sudah kita ajarkan di sekolah-sekolah. Alhamdulillah, program ini direplikasi sesuai kearifan lokal Nusantara, hingga ini menjadi sebuah percontohan,” tuturnya.
Gubernur mengatakan simbolisasinya dalam bentuk tugu tentang Model Pelajar Jabar Masagi yang Pancasilais itu ditunjukkan di dalam proses pengajaran.
“Titip pada orangtua, insya Allah reugreug , tenang menitipkan bersekolah di Jawa Barat karena pendidikan karakternya kita latih juga secara serius,” tutur Kang Emil.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril menyebut Jabar Masagi menjadi teladan bagi wilayah lain di Indonesia.
“Jabar Masagi menjadi teladan untuk Indonesia. Pada kesempatan ini kita menyaksikan sebuah praktik baik bagaimana kearifan lokal menjadi sentral pembelajaran, dan saya rasa bisa menjadi sebuah inspirasi bagi kita semua,” kata Iwan dalam sambutan.
Ia berharap pendidikan karakter berbasis budaya ini menjadi motor penggerak Program Merdeka Belajar, sehingga gerakannya bisa masif secara nasional.
“Bagaimana budaya seni kearifan lokal menjadi penggerak pembelajaran Merdeka Belajar. Ini bisa menjadi sebuah gerakan yang masif secara nasional,” jelas Iwan.
Dalam acara tersebut,dilaksanakan juga penandatanganan tugu tentang Model Pelajar Jabar Masagi yang berlandaskan Pancasila.
Sementara Tenaga Ahli Gubernur untuk Program Unggulan Jabar Masagi, Egy Herdiansyah Setiawan, mengatakan kegiatan Niti Bukti Sakola Masagi menekankan gotong royong sabilulungan antara para kepala sekolah, guru dan siswa.
Kita lihat dari penampilan yang disuguhkan, dibalik kolaborasi antara satu sekolah dengan sekolah lain yang dibalik itu ada proses. Nah proses itu yg susah. Dimana ada dalang guru SMAN 25 Bandung yang meregenerasikan kemampuannya kepada dalang siswa SMAN 1 Pangalengan dan hebatnya bisa meregenerasikan kepada siswa yang beda sekolah. Itu hal yg penting, proses dibalik kegiatan ini mempererat persatuan gotong royong antar sekolah SMA, SMK dan SLB Se-Jawa Barat,” pungkas Egy. (Nie)