PORTALJABAR, SWEDIA – SSAB Swedia telah memproduksi baja bebas fosil pertama di dunia. Adapun Volvo Group menjadi pelanggan pertamanya.
Dikutip Minggu (22/8/2021, berita tersebut merupakan perkembangan terbaru proyek Hybrit yang didirikan 2016 dan dimiliki SSAB, perusahaan energi Vattenfall dan LKAB, grup pertambangan dan mineral. Baik Vattenfall dan LKAB dimiliki oleh pemerintah Swedia. Ide yang mendasari Hybrit adalah menggunakan hidrogen bebas fosil 650 daripada batu bara dan kokas dalam produksi baja.
Dalam sebuah pengumuman Rabu (18/8/2021) SSAB menyebut pengiriman uji coba sebagai langkah penting menuju rantai nilai yang sepenuhnya bebas fosil pada pembuatan besi dan baja. Ke depan, tujuannya untuk mengembangkan teknologi sehingga dapat didemonstrasikan pada skala industri. Diharapkan hal ini bisa terjadi pada awal 2026. “Baja bebas fosil pertama di dunia bukan hanya terobosan SSAB, tetapi bukti bahwa industri baja sangat mungkin melakukan transisi dan secara signifikan mengurangi jejak karbon global,” kata Presiden dan CEO SSAB, Martin Lindqvist.
Produksi baja adalah salah satu dari banyak proses industri yang siap ditingkatkan dalam upaya menekan emisi dan keberlanjutan pembangunan. Namun tantangannya cukup besar.
Menurut Badan Energi Internasional, sektor besi dan baja bertanggung jawab atas 2,6 gigaton emisi karbon dioksida langsung setiap tahun. Pada 2019, angka ini lebih besar dari emisi langsung dari sektor seperti semen dan bahan kimia.
Hybrit bukan satu-satunya proyek untuk mengurangi dampak produksi baja. Selain itu ada H2 Green Steel, berencana membangun fasilitas produksi baja di utara Swedia yang akan didukung pabrik hidrogen hijau.
SSAB perusahaan Swedia, yang didukung investor termasuk pendiri Spotify Daniel Ek, mengatakan produksi akan dimulai pada 2024 di Norrbotten. Pada 2030, perusahaan menargetkan kapasitas produksi 5 juta ton baja per tahun.
Hidrogen dapat diproduksi dalam beberapa cara. Salah satu metodenya menggunakan elektrolisis, dengan arus listrik membelah air menjadi oksigen dan hidrogen. Jika listrik yang digunakan dalam proses tersebut berasal dari sumber terbarukan seperti angin atau matahari, maka disebut hidrogen “hijau” atau “terbarukan”.
Selain produksi baja, aluminium adalah sektor lain yang membutuhkan peran energi terbarukan.
Sumber: BERITASATU