PORTALJABAR – Setidaknya ada tiga gaya hidup yang bisa secara signifikan meningkatkan risiko terkena demensia. Menurut National Institute on Aging, demensia merupakan kondisi seseorang kehilangan kemampuan kognitifnya, seperti berpikir, dan mengingat, yang mempengaruhi kehidupan sehari-harinya.
Pada beberapa kasus, mereka yang demensia tidak dapat mengontrol emosi mereka sehingga terjadi perubahan perilaku. Demensia biasanya dialami oleh orang tua, tetapi ini bukan merupakan kondisi yang normal.
Demensia saat ini masih belum bisa disembuhkan, tetapi melakukan diagnosis dini bisa menjadi salah satu cara terbaik agar bisa mendapatkan perawatan yang tepat untuk mengatasi demensia. Usia seringkali menjadi faktor terbesar dari demensia, tetapi faktor lainnya yang berkaitan dengan gaya hidup juga ternyata sangat berpengaruh pada kondisi tersebut.
Sebuah penelitian dari Belanda menemukan bahwa tiga gaya hidup, yakni merokok, memiliki tekanan darah tinggi, dan diet yang buruk berkaitan dengan meningkatnya risiko terkena demensia. Hal ini ditunjukkan dari sejumlah tes yang dilakukan oleh peneliti pada lebih dari 4 ribu partisipan dengan usia rata-rata 59 tahun. Peneliti meminta partisipan untuk melakukan tes yang disebut ‘Lifestyle for Brain Health’ atau LIBRA.
Hasil tes mencerminkan potensi seseorang terkena demensia apabila mempunyai 11 dari 12 faktor gaya hidup yang ada di dalam tes. Seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, merokok, diet, dan aktivitas fisik. Kemudian, partisipan juga melakukan serangkaian tes lainnya yang berkaitan dengan kemampuan mengingat dan berpikir.
Hasilnya, mereka yang memiliki risiko tinggi pada tes LIBRA mempunyai hasil skor kemampuan mengingat dan berpikir yang rendah. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan risiko terjadinya demensia. Sebab, fungsi ingatan yang buruk diketahui berhubungan erat dengan adanya penanda di otak yang mengecil dan umumnya terjadi pada pasien demensia. Selain itu, mereka juga memiliki gaya hidup yang buruk yang mempengaruhi kesehatan otak.
Merokok sendiri memang telah diketahui menjadi faktor terjadinya demensia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengatakan perokok mempunyai risiko 45% alami demensia dibandingkan bukan perokok. Diperkirakan 14% kasus Alzheimer di seluruh dunia diakibatkan dari merokok, sementara alzheimer sendiri adalah salah satu penyakit yang timbul akibat demensia.
Tekanan darah tinggi sendiri pada usia paruh baya secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya demensia. Itu karena tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah kecil di otak yang kemudian memberikan dampak pada bagian otak yang bertanggung jawab pada berpikir dan mengingat. Selain itu, tekanan darah tinggi juga bisa memicu terjadinya degenerasi saraf sehingga memperburuk terjadinya demensia.
Sementara pada diet yang buruk, semisal diet tinggi karbohidrat dan junkfood disebut dapat memengaruhi otak. Peneliti dari Meritorious Autonomous University of Puebla Meksiko menemukan bahwa diet yang buruk dapat menyebabkan terjadinya peradangan dan degenerasi saraf pada cerebral cortex dan hippocampus, di mana keduanya adalah dua bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengingat.
Untuk itu, intervensi gaya hidup menjadi lebih sehat agar dapat menurunkan risiko terjadinya demensia pada masa mendatang. Seperti konsumsi makanan dengan gizi seimbang, lakukan aktivitas fisik secara rutin, istirahat yang cukup, kelola stres, dan hindari rokok.
Sumber: VALIDNEWS