PORTALJABAR, MALAYSIA – Vaksinasi di Malaysia sudah mencapai 90 persen populasi dewasa, sehingga pemerintah mulai mengendorkan pembatasan. Warga yang sudah divaksinasi penuh bebas bepergian antar-negara bagian dan keluar negeri mulai hari ini.
“Dengan ini, masyarakat bebas berpergian ke kampung halaman untuk menjenguk orang tua, berlibur dan lain sebagainya,” kata Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dalam pidato khusus yang disiarkan televisi seperti dikutip Free Malaysia Today, Minggu, 10 Oktober 2021.
Ini akan menjadi pertama kalinya sejak Januari bahwa perjalanan antarnegara bagian akan diizinkan tanpa perlu izin polisi. Warga Malaysia juga dilarang bepergian keluar negeri karena alasan tidak resmi atau darurat sejak awal pandemi pada Maret tahun lalu.
Namun, dia mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah karena dapat menyebabkan peningkatan kasus Covid-19.
“Misalnya, jika Anda ingin kembali ke kampung halaman untuk melihat orang tua Anda atau bepergian ke negara bagian lain, lakukan tes Covid-19 sebelum memulai perjalanan Anda,” katanya.
“Bagi yang memiliki gejala seperti demam, batuk, flu, dan kesulitan bernapas, harap tunda rencana perjalanan Anda.”
Ismail menegaskan, hanya mereka yang telah divaksinasi lengkap yang boleh bepergian.
Meskipun tidak akan ada penghalang jalan bagi mereka yang bepergian ke negara bagian lain, pihak berwenang masih akan melakukan pemeriksaan acak pada status vaksinasi mereka.
Ismail juga mengumumkan pemerintah telah menghapus program #MyTravelPass bagi warga Malaysia yang ingin bepergian ke luar negeri mulai hari ini.
Namun, ini hanya berlaku untuk pelancong yang divaksinasi lengkap namun tetap harus menjalani karantina wajib setelah mereka kembali ke Malaysia.
Dia juga mengatakan bahwa pembatasan Covid-19 tetap berlaku bagi mereka yang belum divaksinasi.
Ini, katanya, tidak hanya mencakup perjalanan antarnegara atau internasional, tetapi kegiatan seperti makan di tempat.
Ismail mengatakan ketika negara bergerak menuju fase endemik, orang-orang perlu mengambil tindakan perawatan diri yang lebih besar, termasuk pengujian mandiri jika mereka mengalami gejala, melaporkan situasi mereka, mengisolasi diri, memberi tahu kontak dekat tentang status mereka dan mencari perawatan medis.
Dia juga mengingatkan pemilik tempat, baik itu toko, pusat kebugaran, kantor dan sebagainya, untuk memeriksa status vaksinasi dan risiko mereka yang ingin memasuki tempat mereka.
“Kami mengizinkan orang Malaysia untuk bepergian ke negara lain mana pun, tetapi negara kami masih tidak terbuka untuk pelancong asing, kecuali untuk urusan darurat dan bisnis. Tetapi kementerian kesehatan sedang menyelidiki hal ini.”
Ismail mengatakan, pemerintah belum menetapkan tanggal masuknya Malaysia ke fase endemis.
Kementerian kesehatan dan Dewan Keamanan Nasional sedang mempertimbangkan untuk meninjau dan mungkin mengurangi jumlah prosedur operasi standar (SOP) untuk fase endemik.
“Yang penting adalah apa yang kita lakukan untuk melindungi diri kita sendiri. Satu-satunya yang dapat memastikan SOP diikuti adalah kita.”
Ia juga mengatakan, meski ada peningkatan kasus di beberapa wilayah, pemerintah tidak akan menutup seluruh wilayah.
“Misalnya, jika ada kasus yang terdeteksi di sebuah hotel di Langkawi, kami tidak akan mengunci seluruh pulau. Yang perlu kita lakukan adalah menutup hotel.”
“Saya tahu ada kekhawatiran kita akan melakukan penguncian seperti sebelumnya jika jumlah kasus naik,” katanya. “Saya ingin memberikan jaminan saya bahwa kehidupan akan berjalan seperti biasa, meskipun kami akan menutup area tertentu.”
Sumber: TEMPO.CO