PORTALJABAR – Gareth Southgate bukan cuma dipertanyakan soal eksekutor penalti Inggris. Ada keputusan lain yang dinilai bikin heran.
Inggris mesti mengakui kemenangan Italia pada final Euro 2020 di Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB kemarin. Berimbang 1-1 hingga babak tambahan, Inggris kalah 2-3 lewat adu penalti.
Salah satu keputusan yang paling dipertanyakan dari Manajer Inggris Gareth Southgate adalah menempatkan Bukayo Saka, yang baru 19 tahun, sebagai eksekutor kelima. Saka pada prosesnya jadi satu dari tiga pemain Inggris yang gagal menceploskan penalti bersama dengan Marcus Rashford dan Jadon Sancho.
Mantan bek timnas Inggris Tony Adams juga bingung dengan satu hal lain, yakni ketika Southgate memasukkan Jordan Henderson lalu menariknya lagi keluar. Henderson masuk di menit ke-74 untuk menggantikan Declan Rice, lalu digantikan oleh Rashford pada menit ke-120.
“Ada beberapa keputusan aneh. Declan Rice menurut saya luar biasa hari itu dan menjalani babak pertama yang fantastis. Dia menggantinya untuk Henderson lalu menarik keluar lagi Henderson,” ungkap Tony Adams dilansir Metro.
“Ada beberapa hal yang kita lihat aneh, tapi saya rasa struktur timnya itu keliru. Polanya, taktik timnya. Italia sepenuhnya mendominasi penguasaan bola, mereka mengontrol.”
“Kita tidak tampak hidup sampai periode akhir babak tambahan. Kita sedikit mendesak mereka di kesempatan terakhir, tapi saya harus bilang bahwa tim terbaik telah menang,” imbuhnya.
Tony Adams juga percaya Southgate seharusnya lebih responsif dengan keadaan di lapangan. Legenda Arsenal ini menilai Inggris akan punya kans menang lebih baik jika kembali ke pola empat bek setelah unggul dan ditekan habis-habisan oleh Italia.
Sumber: detiksport