PORTALJABAR,-Apa sebenarnya hipertensi itu? Hipertensi adalah istilah medis yang menggambarkan kondisi di mana tekanan darah di arteri meningkat melebihi batas normal. Tekanan darah terdiri dari dua komponen, yaitu sistolik dan diastolik.
Hipertensi adalah kondisi medis di mana tekanan darah sistolik pada tubuh manusia mencapai atau melebihi 140 mmHg, dan tekanan darah diastolik mencapai atau melebihi 90 mmHg. Hipertensi dapat menyebabkan peningkatan morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian). Penyakit ini biasanya disebabkan oleh interaksi dari berbagai faktor risiko yang ada pada seseorang (Oktavia Rini et al., 2019)
Penyakit tekanan darah tinggi atau yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius baik di indonesia maupun di seluruh dunia. hipertensi sering disebut sebagai “The Silent Killer” karena merupakan penyakit yang dapat membunuh secara diam-diam. seseorang tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya hingga mereka memeriksa tekanan darah mereka (Mayasari et al., 2019). Selain itu, hipertensi juga merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, seperti penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius seperti gagal ginjal, stroke, gagal jantung, infark miokard, demensia dan gangguan penglihatan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan bahwa berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi di indonesia pada usia di atas 18 tahun mencapai 34.11% dari jumlah tersebut, 8,36% telah di diagnosa oleh dokter, dan 8.84% menjalani pengobatan. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 25,8% pada tahun 2013. Prevalensi hipertensi bervariasi berdasarkan kelompok umur, yaitu 5.73% untuk usia 35-44 tahun, 45,32% untuk usia 45-54 tahun dan 55,23% untuk usia 55-64 tahun( Kemenkes RI, 2019)
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah penyebab utama hipertensi:
1. Faktor Genetik
•Riwayat keluarga : Jika ada anggota keluarga yang menderita hipertensi, risiko seseorang untuk mengalaminya juga meningkat.
2. Faktor Gaya Hidup
•Diet Tidak sehat : Konsumsi garam berlebih, makanan tinggi lemak jenuh dan rendah serat dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
•Kurangnya aktivitas fisik : Pola hidup sedentari dapat meningkatkan risiko hipertensi
•Kelebihan berat badan atau obesitas : Kelebihan berat badan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah
3. Kebiasaan Tidak Sehat
•Merokok : Nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak dinding arteri
•Konsumsi alkohol berlebihan : Konsumsi alkohol dalam jumlah besar secara teratur dapat menyebabkan hipertensi
4. Stress
•Stress kronis : yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah
5. Kondisi medis tertentu
•Diabetes : Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko hipertensi
•Penyakit Ginjal : Gangguan pada ginjal dapat mempengaruhi regulasi tekanan darah
•Gangguan hormon : kondisi seperti sindrom cushing atau hipertiroidisme dapat menyebabkan hipertensi
6. Usia
•Penuaan : Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia karena perubahan elatisitas arteri
Gejala Umum Hipertensi
Hipertensi sering disebut sebagai ‘silent killer’ karena banyak orang dengan kondisi ini tidak merasakan gejala yang jelas. Namun, pada beberapa kasus, hipertensi dapat menyebabkan gejala yang menandakan bahwa tekanan darah sangat tinggi atau telah mengarah pada komplikasi. Berikut adalah gejala dan tanda-tanda yang mungkin terkait dengan hipertensi.
1. Sakit Kepala :
2. Pusing atau vertigo
3. Sesak Napas
4. Nyeri dada
5. Penglihatan kabur
6. Tinnitus
7. Kelelahan atau kelemahan
8. Mimisan
Oleh karena itu, yuk kita cegah hipertensi dengan melakukan pola hidup sehat dan gizi seimbang dengan :
1. Cek Kesehatan secara teratur dengan mengukur tekanan darah secara rutin di klinik atau di rumah sakit
•Menghindari rokok dan asap rokok karena dapat meningkatkan tekanan darah sehingga meninggalkan rokok dapat membantu menurunkan tekanan darah
•Hindari konsumsi alkohol : Minuman beralkohol umumnya memiliki kandungan kalori yang tinggi, yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan tekanan darah tinggi, selain itu, konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan berpotensi merusak arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung
2. Rajin Berolahraga dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Aktivitas fisik memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan kardiovaskular seperti olahraga kardio, latihan kekuatan, latihan fleksibilitas, relaksasi, senam peregangan dan jalan santai
3. Mengonsumsi Makanan Gizi Seimbang
•Secara umum, pola makan harus disesuaikan dengan Piramida Makanan dan Isi Piringku yang terdapat dalam Pedoman Gizi Seimbang. Selain itu, penting untuk membatasi atau menghindari konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam.
•Masih tingginya mengonsumsi lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol LDL dalam tubuh yang dapat meningkatkan tekanan darah, bahkan bisa menyebabkan penyakit jantung coroner
•Mengonsumsi makanan tinggi gula dimana tubuh akan merespon dengan memproduksi insulin. Tinggi kadar insulin akan mengurangi pengeluaran air dan garam oleh ginjal yang dapat berpengaruh meningkatkan tekanan darah
•Konsumsi garam berlebihan akan menyebabkan hipertensi, terutama natrium yang terkandung di dalamnya, memainkan peran penting dalam mengatur keseimbanan cairan dalam tubuh dan tekanan darah
4. Istirahat yang cukup sangat penting bagi penderita hipertensi karena dapat mempengaruhi pengelolaan tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan
•Manfaat istirahat yang cukup dapat menurunkan tekanan darah, tidur yang cukup dapat membantu tubuh mengatur tekanan darah dengan lebih baik
5. Mengurangi Stres : Istirahat yang cukup membantu mengurangi tingkat stress dan kecemasan yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
Bahan Makanan yang dianjurkan
•Makanan yang segar : sumber karbohidrat arang, protein dan hewani, sayuran dan bua buahan yang banyak mengandung serat.
•Makanan yang diolah tanpa atau sedikit menggunakan natrium, vetsin dan kaldu bubuk
•Sumber protein hewani : penggunaan daging/ayam/ikan paling banyak 100 gram/hari
•Telur ayam/bebek 1 butir/hari
•Susu Segar 200 ml/hari
Bahan Makanan yang tidak dianjurkan
•Otak, Ginjal, paru, jantung, daging kambing
•Makanan yang diolah menggunakan garam natrium : Crackers, pastries dan kue, krupuk, kripik dan makanan kering yang asin
•Makanan dan minuman dalam kaleng : sarden, sosis, kornet, sayuran dan buah-buahan dalam kaleng
•Makanan yang diawetkan : dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, udang kering, telur asin, telur pindang, selai kacang, acar dan manisan buah
•Mentega dan keju
•Bumbu-bumbu : kecap asin, terasi, petis, garam, saus tomat, saus sambel, tauco dan bumbu penyedap lainnya
•Makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape dan cempedak
Penggunaan Garam dapur pada penderita hipertensi ?
1. Hipertensi Ringan : konsumsi garam dibatasi hingga kurang 2.300 mg natrium, atau tidak lebih dari 1 sendok teh garam dapur
2. Hipertensi Sedang : Disarankan mengurangi asupan natrium hingga 1.500 mg/hari yang setara dengan 2/3 sendok teh garam dapur
3. Hipertensi Berat : orang dengan hipertensi tidak terkontrol memerlukan pengurangan natrium lebih ketat dan disarankan menggunakan rempah-rempah dan bumbu alternatif untuk memberikan rasa pada makanan
Olahraga yang cocok untuk penderita hipertensi ?
1. Jalan kaki : Aktivitas ini meningkatkan kesehatan jantung dan sirkulasi tanpa membebani sendi
2. Berenang : Mengurangi dampak pada sendi dan otot, serta meningkatkan kebugaran jantung
3. Bersepeda statis : Memberikan latihan kardiovaskular yang lembut dan aman
4. Taichi : Olahraga dengan gerakan lembut dan pernapasan dalam membantu keseimbangan dan relaksasi.
5. Senam Peregangan : Meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi risiko cedera.
6. Yoga : Membantu mengurangi stres dan meningkatkan fleksibilitas dengan gerakan yang dapat disesuaikan.
Nama : Agung Priadi, S.Gz
Prodi : Profesi Dietisien
Institusi : Universitas Esa Unggul
Artikel Publikasi Ilmiah : “Program Gizi Anti Hipertensi”