KOTA BANDUNG, – Sudah menjadi kewajiban Jabar Quick Response (JQR) melaksanakan tugas organisasi dalam kesiapsiagaan merespons isu kemanusiaan.
Terkait musibah yang dialami Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum Jabar Quick Response Bambang Trenggono menjelaskan, JQR telah berkonsultasi dengan para ahli, melakukan analisa peta, rencana operasi SAR dan berkoordinasi dengan pegiat SAR di Eropa sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam merespons musibah yang dialami putra sulung Gubernur Jawa Barat sehingga dapat langsung bergerak apabila diperintahkan.
“Tupoksi JQR adalah bersiap dalam merespons setiap kejadian yang menimpa warga Jawa Barat. Eril adalah juga warga Jawa Barat maka dari itu kami mencari segala kemungkinan yang dapat memudahkan dan mempercepat proses pencarian Eril dengan mulai berkonsultasi dan berdiskusi bersama para ahli di bidangnya, juga berkoordinasi leading sector lain sehingga apabila suatu waktu dibutuhkan, kami telah siap dengan segala rekomendasi operasinya. Termasuk berkolaborasi dengan jejaring potensi SAR di luar negeri yang dekat dengan lokasi kejadian. Tentu saja ini semua akan dilakukan atas seijin keluarga Pak Gubernur yang juga melibatkan Kemenlu, KBRI Bern dan otoritas pemerintah Swiss, ” ujar Bambang, Selasa (30/5).
Menurut Bambang, bukan kali pertama JQR merespons aduan terkait keselamatan Warga Jawa Barat di luar negeri dan selama ini JQR selalu berkoordinasi dalam proses pemulangan warga Jabar di luar negeri.
Dalam upaya mengakselerasi penyelesaian masalah, JQR bekerja sesuai dengan koridor kewenangannya dimana selalu berkoordinasi dengan leading sektor yang telah ada.
“Contoh kasusnya adalah pemulangan pekerja migran Indonesia di Riyadh Arab Saudi ke Cianjur disana kami bekerjasama dengan pihak Kementrian Sosial Indonesia, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan dinas sosial”ucapnya.
Bambang juga menjelaskan, selain JQR, pihak Basarnas juga telah berkordinasi dengan pihak Swiss untuk menawarkan bantuan apabila dibutuhkan, namun pihak otoritas setempat memang belum membutuhkan bantuan dari pihak luar.
“Basarnas juga memiliki tim yang telah dibekali sertifikasi internasional sehingga bisa sangat diandalkan dalam melakukan tugas SAR di luar negeri,” tutupnya. (*)