SURALAGA,- Wajah Azmi Hakiya warga Dusun Gelumpang Desa Suralaga Kecamatan Suralaga terlihat sumringah saat rombongan Kementerian Sosial RI menyambangi rumahnya.
Bocah 9 tahun itu sangat senang saat menerima bantuan bedah kamar dari Kemensos RI beserta perabotan rumah dan juga sepeda.
“Senang sekali dapat sepeda, nanti bisa main dengan teman-teman”, kata Azmi sambil tersenyum malu.
Kondisi tempat Azmi tinggal di pemukiman padat memang sangat memprihatinkan.
Ia tinggal bersama kakaknya, Reza Handayani (12) diasuh neneknya yang bekerja sebagai buruh harian pemetik cabai dan tembakau.
Rumah yang ditempatinya sebenarnya hanya sepetak kamar berukuran 3×3 meter saja.
Nyaris tak ada barang-barang di kamar tersebut, hanya alas tidur yang dilapisi sarung seadanya.
Di kamar tersebutlah Azmi dan kakaknya serta neneknya tinggal. Di kamar itu juga lah mereka melakukan aktivitas dan tidur.
Untuk makan sehari-hari, Azmi dan neneknya mengandalkan belas kasihan dari saudara dan juga tetangga.
“Pekerjaan sedang sepi. Menunggu kalau ada orang yang butuh tenaga saya baru bisa beli beras atau jajan Azmi dan kakaknya,” kata nenek Azmi, Sonita Mustadar Irun (43).
Kedua orang tua Azmi telah berpisah. Ibunya mengalami gangguan mental dan ayahnya pergi entah kemana.
“Sekitar tahun 2018 pamit bekerja ke Bali tapi sampai sekarang tak ada kabar. Ibunya Azmi tidak tinggal disini”, kata dia.
Kondisi hidup yang serba terbatas, tak menyurutkan semangat Azmi untuk belajar.
Murid kelas 3 SD Negeri 1 Suralaga ini rajin sekolah dan mengaji karena bercita-cita menjadi dokter.
“Mau mengobati ibu,” katanya polos saat ditanya alasan mengapa ingin menjadi dokter.
Rangkaian Peringatan Hari Anak yang digelar di sejumlah Kecamatan di Lombok Timur ini juga memberikan senyum untuk bocah 6 tahun, Baiq Rahel Febby.
Rahel, yang tinggal di Desa Tebaban Daya Kecamatan Suralaga RT 2 Taruna Lombok Timur ini mendapat bantuan bedah kamar senilai Rp. 10 juta dari Kementerian Sosial RI.
Rahel tinggal dalam satu kamar di rumah neneknya bersama ibu dan adiknya yang masih kecil.
Dalam rumah tersebut juga tinggal 5 KK lainnya yang masih keluarga dari ayahnya.
Ibu Rahel, Laela, sehari-hari hanyalah ibu rumah tangga biasa. Sementara, ayah Rahel, Lalu Khaerul Ahmadi (30) menjadi TKI di Malaysia.
“Terimakasih untuk Pak Presiden Joko Widodo, terima kasih Kementerian Sosial atas bantuannya”, kata Laela. (*)