PORTALJABAR – Rosella (Hibiscus sabdariffa) adalah tanaman yang sudah banyak dikenal dan dimanfaatkan diberbagai negara termasuk di Indonesia. Rosella memiliki kandungan
vitamin, mineral, dan komponen bioaktif
seperti asam organik, phytosterol dan
polifenol, beberapa diantaranya memiliki
aktivitas antioksidan.
Kandungan penting yang berperan sebagai antioksidan pada kelopak bunga rosella adalah pigmen antosianin yang termasuk kedalam golongan flavonoid (Dwiyanti dan Hati, 2014).
Kulit merupakan bagian terluar yang menutup seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang berasal dari lingkungan (Dominica & Handayani, 2019). Memiliki kulit yang halus dan lembut merupakan impian semua orang, salah satu bentuk sedian kosmetik yang digunakan untuk merawat kulit adalah lotion.
Vitamin C dapat berperan sebagai antioksidan yang diperlukan untuk menjaga fungsi dari kolagen sehingga dapat mengurangi terjadinya kekeriputan pada kulit serta menjaga kekebalan tubuh dari serangan infeksi dan alergi (Winarsih, 2015).
Lotion merupakan sediaan kosmetika dengan golongan emolien (pelembut) yang mengandung air lebih banyak. Lotion memiliki manfaat untuk mempertahankan kelembaban kulit, membersihkan, mencegah kehilangan air atau mempertahankan bahan aktif.
Lotion dibuat dengan komponen seperti
pelembab, pengemulsi, pengawet, pewangi, bahan pengisi, bahan aktif, pelarut, dan pembersih (Iskandar et al., 2021). Hal ini membuat banyak orang mulai membuat kosmetik meggunakan bahan alam.
Azza et al (2013) menyatakan bahwa ekstrak bunga rosella dengan pelarut etanol dan asam sitrat 1% memiliki kadar antosianin 693 mg/100 g dan nilai IC50 sebesar 42,77 ppm. Hamzah dkk (2014) menyatakan ekstrak etanol kelopak bunga rosella menunjukkan IC50 30,44 ppm dapat dibuat sediaan krim yang mempunyai aktifitas penghambatan radikal bebas DPPH (1,1 difenil-2-pikrilhidrazil).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Literatur Review Artikel (LRA) sumber pustaka yang digunakan dalam jurnal ini adalah Google Scholar dan Pubmed yang diterbitkan tahun 2013 sampai 2022. Topik sumber pustaka dan data base yang digunakan yaitu Body Lotion dengan penambahan Bunga Rossela.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam pembuatan lotion pelembab ekstrak rosella adalah timbangan analitik, sudip, kertas perkamen, gelas ukur, beaker glass, mantel pemanas, kaca arloji, batang pengaduk, hot plate, cawan porselen, dan PH strip. Bahan yang digunakan dalam pembuatan lotion pelembab ekstrak rosella adalah ekstrak rosella, asam stearate, paraffin cair, gelatin, gliserin, triethanolamin (TEA), metil paraben, parfum dan aquadest.
PEMBUATAN EKSTRAK ROSSELA
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 360 gram kemudian dilakukan penyarian secara maserasi yaitu cara penarikan simplisia dengan merendam serbuk tersebut kedalam etanol 70% lalu di tutup dan didiamkan didalam tempat gelap selama 1 hari. Setelah itu kemudian diaduk dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sari, kemudian dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan waterbath pada suhu 70°C sehingga mendapatkan ekstrak
kental (Depkes RI, 2022).
PEMBUATAN LOTION PELEMBAB
Disiapkan alat dan bahan, kemudian ditimbang semua bahan dan dipisahkan dua bagian (bahan larut minyak dan larut air). Fase miyak dilarutkan (parafin cair dan asam stearate) dilanjutkan fase air dilarutkan (gelatin, gliserin, TEA, metil paraben dan aquadest). Kemudian fase minyak dan fase air dicampur pada suhu ±70°C dan diaduk homogen, selanjutnya ditambahkan ekstrak lalu diaduk hinggahomogen, dimasukkan kedalam wadah (Rohmani & Anggraini, 2019).
PENYAJIAN DATA
Data yang didapat merupakan hasil dari uji kualitas sediaan yang meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, dan iritasi.
HASIL
Pada penelitian ini dibuat sediaan lotion dari ekstrak rosella dengan 2 variasi penggunaan gelatin dan melihat kualitas sediaan dengan menguji fisik sediaan secara organoleptis, homogenitas, pH, iritasi, dan uji kesukaan sehingga dapat digunakan sebagai alternatif sediaan pelembab kulit berbahan aktif bahan alam yang praktis dalam betuk sediaan Body Lotion.
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis melakukan pengamatan meliputi warna dan bau pada sedian yang dibuat. Terdapat pada tabel 2. Sebagai berikut:
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara pertama dengan meletakkan sedikit sediaan pada kaca transparan dan kedua dengan cara mengoleskan sampel pada tangan, hasil pemeriksaan homogenitas menunjukkan bahwa pada sediaan lotion dengan tidak memperlihatkan adanya butir butir kasar pada kaca transparan dan pada tangan saat di oleskan, Hasil evaluasi homogenitas dapat dilihat bahwa formula adalah homogen.
Homogenitas sistem emulsi dipengaruhi oleh teknik atau cara pencampuran yang dilakukan, serta alat yang digunakan pada proses pembuatan emulsi (Rieger,
2014 dalam Purwaningsih dkk, 2014).
3. Hasil Uji pH
Nilai pH untuk produk kosmetik atau produk yang digunakan untuk pemakaian luar yang berhubungan langsung dengan kulit haruslah sesuai dengan pH penerimaan kulit yaitu antara 4,5 – 8 (SNI, 2016).
Hasil pengujian pH losion menunjukan bahwa keasaman produk sebelum dan selama penyimpanan memiliki nilai pH 7.
Hasil di lihat pada tabel 3 sebagai
berikut : Tabel 3. Hasil uji pH
4. Hasil Uji Iritasi
Uji iritasi dilakukan untuk mengetahui apakah lotio yang diuji dapat menimbulkan reaksi iritasi seperti gatal, merah, atau panas pada kulit. Hasil bisa di lihat pada tabel 4 Sebagai berikut : Tabel 4. Hasil uji iritasi
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pembuatan lotio pelembab dengan formulasi berbeda. Formulasi yang berbeda terdapat pada jumlah ekstrak bunga rosella yang digunakan. Sediaan yang telah terbentuk kemudian dilakukan uji yang pertama yaitu hasil rendemen, uji pH, uji Organoleptis, uji Homogenitas, dan uji Iritasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus sabdrariffah) dapat diformulasikan dalam lotion pelembab. Variasi gelatin setelah diformulasikan menghasilkan sediaan yang homogen dan stabil dalam penyimpanan selama 2 minggu baik itu warna, bentuk, aroma dan pH.
DAFTAR PUSTAKA
Azza, A., Ferial M., Esmat A. 2011. Physico-chemical properties of natural pigmens (anthocyanin) extracted from roselle calyces (Hibiscus sabdariffa). Journal OfAmerican Science. Vol. 7(7).
Hal. 445-456.
Depkes RI. (2022). Farmakope Indonesia edisi VI. In Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dominica, D., & Handayani, D. (2019). Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lotion dari Ekstrak Daun Lengkeng (Dimocarpus Longan) sebagai – Flip PDF Download FlipHTML5.https://fliphtml5.co m/bvbms/pttf/basic
Zulkarnain, A.K dan Hidayatu H.S. 2013. Stabilitas fisik dan aktivitas krim w/o ekstrak etanolik buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpha(scheff.) Boerl,) sebagai tabir surya. Traditional Medicine Journal. Vol.18(2).Hal.109-117.
Penyusun : Yuliani, Dini Noer Fatwa, Muhamad Aldi Firdaus, Shantya Pramasari, Nurayu Syamsiah, Muhamad Rifkysyah, Nia Yuniarsih. Universitas Buana Perjuangan Karawang Email: @fm20.yuliani.mhs.ubpkarawang.ac.id. (wins).