KABUPATEN BANDUNG,– Sejumlah peternak berharap pemerintah bisa mempercepat pengadaan vaksin PMK demi mencegah penyebaran lebih luas.
Tanpa vaksin, mereka khawatir lebih banyak ternak akan terinfeksi dan kerugian yang diderita akan lebih buruk.
“Kalau pemerintah mau bicara jangan panik, jangan panik, buktinya hampir seminggu ini rumah potong hewan penuh dengan sapi yang mau dipotong paksa. Jadi kalau kita tanpa ada vaksin, mungkin dalam waktu sampai Juli, akan semakin banyak, sapi kita akan habis,” kata salah seorang peternak, Robi.
Tetapi menurut mantan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sofyan Sudrajat, menyediakan vaksin pun bukan perkara mudah. Sebagai negara yang selama 30 tahun terakhir bebas dari PMK, Indonesia tidak memiliki stok vaksin.
Sedangkan antibodi hewan-hewan ternak tidak lagi mengenali virus tersebut sehingga menjadi lebih mudah tertular.
Untuk memproduksi vaksin sendiri di dalam negeri pun, kata Sofyan, butuh waktu paling tidak enam bulan untuk menemukan isolat, mengembangkannya ke proses produksi, hingga melakukan uji klinis.
Satu-satunya cara untuk mempercepat pengadaan vaksin ialah dengan mengimpor dari luar negeri. Kementerian Pertanian dalam rapat kerja dengan DPR pada Kamis (02/06) menyampaikan rencana untuk mengimpor tiga juta dosis vaksin dari Prancis, yang pada tahap awalnya akan tiba sebanyak satu juta dosis.
Tetapi sambil menunggu vaksin tiba, Sofyan mengingatkan penting untuk tetap memitigasi penularan wabah ini agar tidak meluas.
“Jadi sambil menunggu vaksinasi, di peternakannya jangan diliarkan, dikandangkan dan tidak boleh keluar masuk. Lakukan juga inspeksi rutin dan pengawasan lalu lintas ternak,” tutur dia. (*)