KOTA BANDUNG,– Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat bakal bersinergi dengan perusahaan dan industri di Jawa Barat untuk menyediakan kebutuhan pangan pokok dengan harga terjangkau bagi para pekerjanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi, mengatakan hal tersebut masuk dalam program Smart Nakertrans Jabar.
Nantinya, Bulog akan mendistribusikan kebutuhan pokok seperti beras dan minyak goreng untuk disalurkan kepada para pekerja di perusahaan-perusahaan dengan harga yang lebih murah dari harga kebutuhan pokok di pasaran.
“Penyalurannya bisa melalui koperasi pekerja atau menggandeng pihak lainnya. Nanti Kita akan uji coba ke lima perusahaan di Kabupaten Bandung, dan satu perusahaan di Sumedang. Kemudian Apindo Kabupaten Karawang akan bergerak untuk perusahaan di Karawang juga Kabupaten Sukabumi,” kata Rachmat dalam kegiatan Jabar Punya Informasi di Gedung Sate, Selasa (11/10).
Rachmat mengatakan satu perusahaan bisa memiliki sampai tiga puluh ribu pekerja. Karena itu, angka distribusi yang dihasilkan, sampai nilai penghematan keuangan pekerja akan sangat besar.
“Bila sudah siap bulan depan bisa terealisasi. Di Jabar ada 90 ribu perusahaan terdaftar, kalau bisa ikut semua tentu besar pergerakan ekonominya,” katanya.
Rachmat menyebut, setidaknya ada 10 juta buruh formal di Jabar. Mereka punya keluarga, sehingga jika buruh sejahtera, maka masyarakatnya pun akan sejahtera.
“Sehingga kita berupaya bagaimana kita kurangi beban keluarga buruh. Kita merancang, perusahaan kerja sama dengan Bulog untuk sediakan kebutuhan pokok buruh. Sehingga harga bisa lebih terjangkau dan ini dapat menekan inflasi,” katanya.
Perwakilan salah satu industri dari Kabupaten Garut, Kridayuda, mengatakan program ini akan berguna bagi 12 ribu karyawan produksi yang sudah selama delapan tahun bekerja.
Koordinator Wilayah Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (Korwil KSBSI) Provinsi Jawa Barat, Baharuddin Simbolon, , mengatakan program ini akan sangat berguna bagi masyarakat pekerja.
“Saya harap edukasi dan sosialisasi program ini harus masif dilakukan. Kalau bagi kami, kalau harga kebutuhan yang bisa didapat Rp 8.300 dan di pasaran Rp 10 ribu, akan sangat besar manfaatnya bagi kami,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post